RBG.id — Film terbaru karya Joko Anwar, Pengepungan di Bukit Duri, telah berhasil meraih 1.807.092 penonton sejak tayang perdana di bioskop pada 17 April 2025.
Kabar tersebut diumumkan langsung oleh sang sutradara melalui akun Instagram resminya, @jokoanwar, pada Minggu (11/5).
Namun, di tengah pencapaian tersebut, film ini justru menuai kritik tajam dari sejumlah warganet di media sosial, terutama di platform X.
Banyak penonton yang menyayangkan penggarapan film bertema sensitif itu, yang dinilai tidak maksimal dalam menyampaikan pesan moral maupun konteks sosial-politik.
Baca Juga: Jadi Kebanggaan Warga Jabar, Ternyata Ini Asal-usul Julukan 'Bapak Aing' untuk Dedi Mulyadi
Salah satu kritik datang dari @hafilova yang menyebut Pengepungan di Bukit Duri sebagai salah satu karya terburuk Joko Anwar.
“Punya potensi jadi thriller survival solid, tapi tema sosial-politiknya cuma jadi pajangan,” tulisnya, Kamis (8/5).
Ia menilai film ini gagal menggali latar belakang cerita dan hanya fokus pada aksi kekerasan tanpa naskah yang kuat.
Kritik serupa juga dilontarkan oleh @Lexi_neesan, yang mengaku sebagai keturunan Tionghoa dan mengalami langsung situasi kota pada tahun 1998.
“Berani-beraninya angkat isu kekerasan rasial terhadap etnis Tionghoa TANPA tujuan atau pesan moral,” tulis Lexy pada Rabu (7/5).
Sementara itu, akun @lordkenganx milik Nadine menyuarakan kekecewaannya terhadap penulisan naskah dan karakter dalam film tersebut.
Ia menganggap alur cerita kacau dan tokoh-tokohnya dangkal.