Dunia Musisi Guncang, Ariel NOAH Angkat Bicara soal Hak Cipta Tanggapi Kritik Ahmad Dhani

RBG.id - Perdebatan seputar hak cipta dan sistem royalti musik semakin memanas, terutama setelah Ahmad Dhani mengkritik mekanisme yang berlaku saat ini.

Menanggapi hal tersebut, Ariel NOAH akhirnya buka suara dan menegaskan pandangannya mengenai sistem perizinan lagu yang lebih fleksibel bagi para penyanyi.

Menurut Ariel, ia ingin lagunya bisa dibawakan oleh siapa saja tanpa harus menghadapi prosedur perizinan yang terlalu rumit.

Baca Juga: Kesultanan Palembang Desak Willie Salim Minta Maaf Usai Buat Konten Rendang dan Coret Nama Baik

Namun, ia juga menilai sistem direct license, seperti yang didukung oleh Ahmad Dhani, belum memiliki regulasi yang jelas dan berpotensi menimbulkan masalah baru di industri musik.

"Sebagai pencipta lagu, saya ingin mempermudah orang lain untuk bisa menyanyikan lagu saya.

Karena hal itu sesuai dengan semangat awal saya menciptakan sebuah lagu, yaitu untuk menghibur semua orang yang bisa terhibur oleh lagu itu," kata Ariel Noah, dikutip RBG.id pada Selasa, 25 Maret 2025.

Baca Juga: Sepak Terjang Sadullo Gulmurodi, Wasit yang Pimpin Laga Timnas Indonesia vs Bahrain di SUGBK Malam Ini

Ariel menekankan, pemerintah perlu turun tangan dalam mengatur mekanisme hak cipta agar tidak terjadi kebingungan di kalangan musisi dan pencipta lagu.

Meski mengakui Lembaga Manajemen Kolektif (LMK) masih memiliki banyak kekurangan, Ariel menilai langkah terbaik bukanlah menghapus sistem tersebut, melainkan memperbaikinya agar lebih akuntabel dan dapat dipercaya oleh para pencipta lagu.

Lebih lanjut Ariel Noah menjelaskan, gagasan direct license kemungkinan besar muncul akibat ketidakpuasan para pencipta lagu terhadap sistem royalti yang ada.

Baca Juga: Bobon Santoso Sindir Keras Kelicikan Willie Salim Soal Konten Masak 200 Kg Rendang di Palembang

Ia memahami banyak musisi merasa hak ekonomi mereka tidak dikelola dengan baik oleh LMK sehingga muncul ide untuk memberikan izin secara langsung tanpa perantara.

Namun, menurut Ariel, konsep tersebut tidak selalu bisa diterapkan oleh semua pencipta lagu, terutama bagi mereka yang tidak memiliki sumber daya dan waktu untuk mengurus perizinan secara mandiri.