“Apapun itu kami tidak pernah menyalahkan, semua memang berawal dari keteledoran,” kata dia.
Di lokasi yang sama, tante MF, Husnul Khotimah mengatakan, sebelum adanya kejadian tersebut, dia melihat MF dan RF sedang berlarian bersama untuk membeli petasan, dan itu merupakan terakhir kalinya saya bertemu dengan mereka.
“Sampai Magrib, orangtua MF menelepon saya menanyakan keberadaan MF karena usai Ashar tidak kunjung pulang,” ungkap Nyai -sapaan akrabnya-.
Kemudian, sambung dia, pada Minggu (1/1) keluarga dari Ciseeng datang untuk membantu mencari. Tak lama berselang pencarian, ayah MF yang pertama kali melihat.
Dia melihat seperti ada kepala dan baju berwarna cokelat yang timbul ke permukaan air di kubangan proyek Tol Cijago.
“Kemudian evakuasi dilakukan langsung dan segera dibawa ke rumah duka,” ucap Nyai.
Memang sempat ada tawaran untuk dilakukan otopsi, tapi pihak keluarga tidak mau. Dia menginginkan agar jenazah di makamkan di kampung halaman, di Putat Nutug, Kecamatan Ciseeng, Kabupaten Bogor.