Senin, 22 Desember 2025

13 Warga Depok Meninggal Akibat DBD

- Rabu, 19 Oktober 2022 | 22:25 WIB
PEMAPARAN: Kepala Dinkes Kota Depok, Mary Liziawati ketika memberikan pemaparan kasus DBD di Kota Depok dalam kegiatan launching Kampung Berbatik di RW 15, Kelurahan Pancoranmas, Selasa (13/10). FOTO: GERARD SOEHARLY/RADAR DEPOK
PEMAPARAN: Kepala Dinkes Kota Depok, Mary Liziawati ketika memberikan pemaparan kasus DBD di Kota Depok dalam kegiatan launching Kampung Berbatik di RW 15, Kelurahan Pancoranmas, Selasa (13/10). FOTO: GERARD SOEHARLY/RADAR DEPOK

RBG.id, DEPOK -- Meski jumlah kasus penyakit Demam Berdarah (DBD) di Kota Depok pada tahun ini terjadi penurunan, namun angka kematiannya justru lebih tinggi jika dibandingkan dengan 2021.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Depok, Mary Liziawati mengatakan, jumlah warga terjangkit DBD di Kota Depok mencapai 1.823 kasus pada Januari hingga September Tahun 2022. Namun, 13 orang dilaporkan meninggal dunia akibat gigitan nyamuk belang tersebut.

“Dan di 2022 ini hal yang cukup memprihatinkan untuk kita adalah kasus kematian akibat DBD yang sampai Bulan September kemaren sudah 13 kasus,” ungkapnya dalam launching Kampung Berbatik di RW15 Pancoranmas, Selasa (13/10).

Mary menjelaskan, kasus DBD di Kota Depok meningkat tajam dari Tahun 2020 ke 2021 yakni sebanyak 3.155 kasus.

Kasus tertinggi ada diwilayah Kecamatan Pancoranmas sebanyak 516 kasus, disusul Kecamatan Beji sebanyak 499 kasus dan Kecamatan Sukmajaya 457 kasus.

“Ada kenaikan dua kali di Tahun 2021 yakni terdapat kasus sebanyak 3.155 dan ada 2 kematian pada Tahun 2021,” ujarnya.

Berangkat darisitu, beber dia, Dinkes Kota Depok melakukan sejumlah upaya pencegahan dan penanganan, salah satunya melalui, program Kampung Bersih Bebas Jentik (Berbatik) di RW15, Kelurahan Pancoranmas dan RW 17 Kelurahan Beji.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X