Padahal, pembayaran retribusi sampah ke DLHK sebesar Rp2,1 juta selalu lancar diberikan tiap bulannya yang merupakan hasil dari iuran warga sekitar, dan ia berharap janji untuk pengecoran, pemberian atap, dan turap agar segera terealisasi.
Sementara, pedagang sekitar, Iskandar mengatakan, meskipun ia berjualan tepat di depan tumpukan sampah TPS RW12 yang membludak, omset dari penjualannya tidak berubah.
“Kalau dari omset sih tidak berubah, namun pembeli terkadang suka komplain dari tumpukan sampah yang tepat di warung sembako saya, tentunya hal tersebut mengganggu mereka, mungkin karena saya sudah biasa menghadapi tumpukan sampah yang ada di depan jadi penciuman saya pun sudah terbiasa,” ucap Iskandar.
Iskandar mengatakan, kemungkinan omset berpengaruh kepada pedagang makanan yanga ada di sekitar TPS, yang saat itu sedang tutup.
“Bisa dibiliang yang paling berpengaruh dari segi penjualannya itu rumah makan, karena kondisi tempat yang bau akan sampah ini tentunya mengganggu konsumen yang makan di sana, saya juga berharap agar sampah yang tepat di depan saya ini segera dapat teratasi,” tutupnya. (ama)
Reporter: Aldy Rama
Editor: M. Agung
Sumber: Radar Depok