“Karena tanggul turap ini dulunya dibangun secara swadaya masyarakat yang menghabiskan anggaran dengan total Rp106 juta yang dibangun pada tahun 2018 dengan iuran warga sekitar dan bantuan dari para donatur dan stakeholder yang ada,” jelasnya.
Masyarakat sekitar belum merasa puas dengan bantuan yang diberikan, karena belum maksimal dan dikhawatirkan terjadi luapan air Kali Angke kembali sehingga penahanan yg sifatnya sementara tersebut akan jebol kembali terbawa arus yang deras.
“Dari kejadian jebolnya turap tanggul Kali Angke ini sebanyak 450 KK yang terdampak dari jebolnya tanggul tersebut,” ungkap Rahmat.
Lanjutnya, terdapat satu unit mobil yang terjebak banjir sehingga tidak sempat keluar dari dalam garasi dan beberapa unit sepeda motor juga ada yang belum sempat terevakuasi, serta barang-barang elektronik dan furnitur juga banyak yang tidak terselamatkan.
“Semoga tanggul yang jebol bisa segera di perbaiki oleh pemerintah daerah baik harusnya bisa diambil tindakan cepat menggunakan anggaran BTT, anggaran pemeliharaan ataupun dana taktis lainnya, agar banjir ini tidak terus terulang karna seringnya banjir di wilayah kami ini disebabkan debit air dari hulu (Bogor) yang sangat banyak dan tidak tertampung oleh Kali Angke,” ungkap Rahmat.
Kemudian, Rahmat mengatakan, sebenarnya sudah ada dua mesin pompa untuk menyedot air ketika banjir namun kondisinya tidak bisa difungsikan sudah tiga tahun ini.
“Ini juga menjadi harapan masyarakat agar pompa penyedot banjir pemeliharaannya bisa di anggarkan oleh pemerintah melalui dinas terkait,” tutupnya. (ama)
Reporter: Aldy Rama
Editor: M. Agung
Sumber: Radar Depok