RBG.ID, DEPOK – Tak hanya pencegahan dan penekanan angka stunting, saat ini Pemerintah Kota Depok juga fokus untuk mengatasi anemia pada remaja putri, salah satu yang dapat meningkatkan risiko stunting.
Wakil Walikota Depok, Imam Budi Hartono (IBH) mengatakan, stunting dapat menimbulkan dampak pada gangguan metabolik yang meningkatkan risiko individu obesitas, diabetes, stroke, dan jantung.
Perbaikan gizi lebih diarahkan pada gizi seimbang sebagai solusi menurunkan stunting dan mencegah angka obesitas naik yang berlaku pada semua kelompok umur.
“Kekurangan gizi terjadi sejak bayi dalam kandungan dan pada masa awal kehidupan setelah lahir atau 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), tetapi baru nampak setelah anak berusia 2 tahun. 1.000 HPK merupakan waktu yang optimal agar anak dapat memanfaatkan peluang untuk mencapai potensi terbaik atau dikenal dengan periode emas,” tuturnya saat membuka Gebyar Stunting Warrior secara daring dan luring, Jumat (22/7).
Dikatakannya, salah satu kondisi yang dapat meningkatkan risiko stunting adalah anemia ibu hamil yang berkaitan erat dengan remaja putri. Remaja putri yang mengalami anemia cenderung menjadi perempuan dewasa yang anemia dan kelak menjadi ibu hamil anemia.
Permasalahan ke depan yang timbul adalah ibu hamil anemia cenderung melahirkan bayi dengan berat lahir rendah (BBLR) dan berpotensi stunting.
IBH memaparkan, data tentang anemia pada Remaja Putri, berdasarkan hasil survei tahun 2016 ditemukan 36,6 persen remaja putri yang anemia, angka ini termasuk sebagai masalah kesehatan kategori sedang.