MUI UI menerapkan prinsip Aman, Sehat, Ihsan, dan Halal (ASIH) untuk pemotongan agar hewan kurban higienis, ergonomik, dan memenuhi dasar sanitasi.
Proses pemotongan ini juga memenuhi syarat halal, kesehatan masyarakat veteriner, dan kesejahteraan hewan, sehingga karkas yang dihasilkan aman, bermutu, dan bergizi untuk dikonsumsi.
MUI UI bekerja sama dengan Juru Sembelih Halal (Juleha) yang memenuhi standar kebersihan, kesehatan, dan sesuai dengan syariat Islam.
Ketua Panitia Pelaksana Kurban, Kiwamuddin menyampaikan kesehatan pekerja dan hewan menjadi yang terdepan dalam pelaksanaan kurban. Sebelum penyembelihan dimulai, panitia mengundang dokter hewan untuk memastikan hewan sehat dan layak dipotong.
Setelah melalui tahap penyembelihan, panitia mulai bergerak memisahkan daging ke dalam wadah yang tentunya sudah higienis.
“Kami menghindari pemakaian wadah berbentuk kantung plastik karena sulit untuk didaur ulang, sehingga kurang ramah lingkungan dan tidak higienis. Daging yang telah dibungkus dengan rapi selanjutnya didistribusikan kepada para penerima manfaat,” kata Kiwamuddin yang juga merupakan mahasiswa S2 Sekolah Kajian Stratejik dan Global (SKSG) UI.
Penerima manfaat ini meliputi donatur kurban (berhak menerima 1/3); warga UI yang meliputi satpam, petugas kebersihan, penjaga kantin; serta masyarakat di sekitar Kampus UI Depok.
Kiwamuddin menargetkan tiga lokasi distribusi, yaitu Balik Rel (jalan sawo hingga jalan cengkeh), Kukusan Teknik, dan Pondok Cina. Dari seluruh hewan kurban yang disembelih, ada 1.200 bungkus daging yang dibagikan. (gun/**)