Lebih Lanjut, jumlah Pertalite lebih sedikit jika dibanding dengan sebelumnya. Sebab menurutnya jumlah Pertalite yang datang saat ini lebih cepat habis, jika dibandingkan dengan sebelumnya.
Kalau pun jumlah yang datang sama, artinya ada serapan yang lebih besar untuk bahan bakar jenis Pertalite yang seharusnya diperuntukkan untuk seseorang yang berhak mendapatkan subsidi.
“Sekarang beda, lebih cepat habis, apalagi banyak yang beli,” ungkapnya.
Sementara itu, mulai 10 Juli selain BBM non subsidi naik, harga gas elpiji non subsidi jenis Bright Gas juga naik sekitar Rp24.500. Sejauh ini, gas 3 kilogram (Kg) atau si melon banyak yang cari sekarang.
“Tetapi saya belum menaikan harga, untuk saat ini saya masih menjual dengn harga Rp190.000 kemungkan nanti akan saya naikan ditambah jumlah kenaikan itu jadi Rp214.500,” kata pemilik agen Gas di Kelurahan Beji, Aman.
Menimpali hal ini, Hiswana Migas Kota Depok, Ahmad Badry membenarkan, bahwa mulai 10 Juli ada perubahan harga LPG yang cukup lumayan.
“Kita juga belum mengetahui respon pasar seperti apa dengan kenaikan harga ini, tapi pengaruh itu pasti ada nantinya,” singkat dia. (ana)
Reporter: Andika Eka
Editor: M. Agung
Sumber: Radar Depok