Berjalan selama tiga jam atau sekira 60 Kilometer (Km). Akhirnya, rombongan tiba di Kampung Ciboleger, Desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, Kabupten Lebak. Sebuah patung suami dan istri menunjukan ke arah Kampung Wisata Ciboleger.
Di depannya, patung dua anak menyambut kedatangan dengan lambaian tangan.
Patung itu juga menandakan bahwa tim telah memasuki perbatasan antara desa luar Baduy dengan desa dimana Suku Baduy Dalam maupun Luar bermukim.
Perlahan-lahan tim coba mengunjungi desa wisata tersebut. Ada banyak cinderamata yang dijual, seperti gula aren, totopo, kain khas baduy, gantungan kunci dan baju.
Langkah demi langkah kaki mulai menaiki anak tangga. Dari kejauhan sudah ada tiga anak lelaki yang menunggu. Masing-masing membawa dua bilah batang pohon yang telah dibersihkan.
Mereka menamainya dengan sebutan tongkat yang berfungsi untuk membantu pengunjung memijaki satu per satu anak tangga.
Kepala Desa Kanekes, Jaro Saija mengatakan, masyarakat Suku Baduy terluar itu memang telah mengikuti perkembangan jaman secara perlahan-lahan.
Namun, mereka tetap membatasi diri berinteraksi dengan masyarakat luar. Terutama tentang identitas keadatan mereka sendiri.