RBG.id, DEPOK -- Tingginya angka kematian terhadap balita penderita gagal ginjal akut di Kota Depok, berarti ada yang salah dalam standarisasi pelayanan. Dinas Kesehatan (Dinkes) sebagai garda terdepan yang melayani masyarakat, dinilai masih setengah hati mengadakan sejumlah alat penunjang.
Tercatat sejauh ini sudah ada tujuh kasus gagal ginjal pada anak di Depok, empat diantaranya meninggal.
Pakar Epidemiologi Universitas Indonesia (UI), Tri Yunis Miko Wahyono mengaku, sangat menyayangkan standarisasi pelayanan kesehatan di Kota Depok yang minim dalam menangani kasus gagal ginjal akut pada anak.
Sudah selayaknya rumah sakit pemerintah di lingkup kota besar seperti Depok, harus memiliki standardisasi yang sesuai.
Karena saat ini RSUD Kota Depok belum memiliki hemodialisa atau layanan cuci darah, sehingga pasien gagal ginjal akut harus dirujuk ke rumah sakit yang lebih memadai.
“Seharusnya rumah sakit pemerintah yang ada di kota itu standarisasinya harus memadai, masa kalah sama RSUD Cibinong di Kabupaten Bogor yang sudah punya hemodialisa,” ucap Tri Yunis Miko kepada Harian Radar Depok (grup RBG.id).
Menurutnya, dengan adanya kasus gagal ginjal akut yang kini sudah ada tujuh kasus di Kota Depok. Pihaknya, meminta Pemkot Depok mengembangkan dan memperbaiki sistem rujukan.