RBG.ID-BOGOR, Dua siswa berinisial A (11) dan K (11) yang sekolah SD di Kecamatan Gunung Sindur, Kabupaten Bogor, membuat heboh lantaran mengaku menjadi korban penculikan.
Namun, setelah ditelusuri ternyata keduanya takut dimarahi orang tua karena telat pulang sehabis bermain. Keduanya pun membuat cerita kalau diculik.
"Kami disini mewakili sekolah memang kejadian waktu hari Jumat (27/1/2023) itu tidak benar, jadi kedua siswa kami sedang bermain ke rumah temannya. Keduanya lupa waktu dan terlambat pulang ke rumah," kata guru kelas 6 tempat kedua anak itu sekolah, Taufik Sukarna kepada wartawan, Senin (30/1/2023).
Baca Juga: Baca Juga: Cegah Penculikan Anak, Siswa Dilarang Jajan di Luar Sekolah Saat Istirahat
Taufik menjelaskan, dengan keterlambatan pulang ke rumah, kedua siswi tersebut memberikan keterangan seolah-olah diajak orang tak dikenal.
"Keduanya memberikan keterangan yang salah. Mereka sedang bermain dengan temannya hingga melewati jam pulang sampai pukul 14.15 WIB," jelasnya.
Dia menyebutkan, kondisi kedua siswanya itu sehat tidak terjadi apa-apa, hanya agak kurang tenang karena berbohong kepada orang tuanya.
"Imbauan kami semalam kepada orang tuanya agar terus berikan ketenangan dan kenyamanan kepada anak agar lebih tenang," ucapnya.
Baca Juga: Marak Kabar Penculikan Anak di Sekolah, Guru Harus Lakukan Pencegahan
Bahkan, untuk siswa lain saat upacara sudah diberikan imbauan oleh polisi terkait isu beredarnya penculikan anak, jangan pernah menerima benda atau sesuatu dari orang lain yang tidak dikenal.
"Kami sempat mencari keberadaan kedua siswi itu. Saat itu, mereka pulang sendiri jalan kaki ke rumahnya," kata Taufik.
Sementara Kapolsek Gunung Sindur, Kompol Birman Simanullang mengungkapkan dari hasil penyelidikan yang dilakukan bersama Sat Reskrim Polres Bogor, dipastikan kedua anak itu bohong atau hoax. "Berita penculikan merupakan rekayasa yang dibuat kedua anak tersebut," ungkapnya.
Dia menambahkan, kedua anak yang berstatus sebagai pelajar SDN di Gunung Sindur pulang lebih cepat dari waktu pembelajaran di sekolah. Keduanya langsung bermain, tidak pulang kerumah sehingga lupa waktu.
"Karena takut dimarahi orang tuanya, mereka akhirnya mengarang cerita menjadi korban penculikan hingga informasi beredar luas di masyarakat," kata dia.