RBG.ID-BOGOR, Warga Tionghoa di Kota Bogor, melakukan ritual sakral menjelang perayaan Tahun Baru Imlek. Mereka melakukan Ayak Abu di Vihara Dhanagun Bogor, Minggu (15/1/2023).
Pengurus Vihara Dhanagun Bogor, Frankie Sibbald mengatakan, ritual ini dilakukan satu pekan sebelum perayaan tahun baru Imlek. Ini merupakan kegiatan membersihkan abu dupa di tempat pembakaran dupa yang diberi nama Heyoloh.
“Sebetulnya acaranya besok, karena ada rangkaian membersihkan altar dan rupang. Kegiatan hari ini hanya ayak abu saja,” kata Frankie.
Baca Juga: Jelang Imlek, Pengrajin Barongsai dan Liong Kebanjiran Orderan
Menurut dia, kegiatan ini dilakukan secara umum agar memudahkan umat saat menancapkan hio atau dupa khususnya saat ibadah pada perayaan Tahun Baru Imlek. Dijelaskan Frankie ayak abu dilalilam pada 24 bulan 12 penanggalan lunar.
“Sengaja dipisahkan dengan kegiatan besok, karena kalau disatuin nanti kotor,” ucap dia.
Selain altar dan patung dewa, seluruh bagian Vihara Dhanagun juga akan dibersihkan baik oleh pengurus vihara dan umat.
Sementara itu, Pengurus Harian Vihara Dhanagun Bogor, Ayung Kusuma mengatakan, mencuci patung dewa dewi yang dilakukan jelang Imlek, merupakan salah satu usaha dengan harapan mendapat berkah dalam kehidupan di tahun mendatang.
Baca Juga: Fakta Seputar Tahun Baru Imlek dan Arti dari Amplop Merah
Selain itu, menghindarkan dari musibah dan bencana sekecil apapun, serta berharap diberikan kesehatan pada masa-masa yang akan datang.
“Kita cuci patung-patung dewa dewi dengan niat dan pengharapan yang sangat baik. Keberkahan, kesehatan, dan dijauhkan dari musibah apapun bentuknya, itu tujuannya,” kata pria yang kerap disapa Koh Ayung.
Menurutnya, dalam ritual memandikan patung dewa dewi tak bisa dilakukan sembarang. Diperlukan ritual khusus seperti sembahyang yang biasanya digelar pada malam sebelum pencucian.
Ritual khusus itu bertujuan mengantar dewa dewi yang ada di dalam setiap patung menuju langit. Di langit, dewa dewi itu nantinya akan melaporkan keadaan dunia.
“Begitu kita yakini dewa dewi sudah naik ke langit barulah kita bersihkan patung atau rupang, karena kondisinya sedang kosong,” terangnya.