RBG.id -- Menjelang pelaksanaan (Pilkada) Serentak 2024, upaya sosialisasi pentingnya praktik politik yang sehat kepada masyarakat, khususnya pemilih pemula dan generasi Z, terus digencarkan.
Setiap proses pemilihan kepala daerah, termasuk di Kabupaten Bogor, secara tak langsung akan menentukan bagaimana arah Kabupaten Bogor setidaknya lima tahun ke depan.
Istilah golput kembali menjadi topik hangat yang diperbincangkan oleh masyarakat, utamanya di kalangan pemilih pemula.
Golongan Putih atau Golput bukanlah langkah yang tepat dalam sebuah Pilkada. Sebaliknya, justru setiap individu sebaiknya menentukan siapa ang akan menjadi nakhoda mereka di periode tersebut.
Sosok pemimpin yang adil, berwibawa, jujur, dan berintegritas belakangan ini memang kian sulit dijumpai. Namun, faktanya, masih sangat berlimpah stok politisi yang hadir dengan karakteristik tersebut.
Kejelian pemilih dalam menentukan calon pemimpinnya menjadi kunci penting bagaimana suatu daerah dipimpin orang yang tepat atau tidak.
Baca Juga: Duhai ASN Kota Bogor, Dilarang 'Minggat' ke Luar Kota Selama Masa PIlkada Ya: Sekda Bilang Begini
Adapun Hak Suara ini Wujud Partisipasi aktif dalam demokrasi,masyarakat dalam proses pengambilan keputusan politik tercermin dalam pelaksanaan Pilkada.
Melalui pemberian suara, setiap individu turut berperan langsung dalam menentukan pemimpin yang akan mengarahkan mereka di masa mendatang.
Salah satu hambatan utama dalam mencegah golput adalah minimnya kesadaran masyarakat akan pentingnya peran suara setiap individu.
Baca Juga: Spesial Pilkada 2024! Tarif LRT Jabodebek Paling Mahal Cuma Rp10.000, Yuk Cobain Promonya Sekarang
Oleh karena itu, diperlukan upaya sosialisasi yang luas dan intensif, terutama yang ditujukan kepada pemilih pemula dan generasi milenial, agar mereka memahami manfaat serta dampak positif dari keterlibatan aktif dalam pemilu.
Adapun Kader Pengawasan Kecamatan Leuwisadeng, Kabupaten Bogor gencar melakukan sosialisasi anti golput bersama masyarakat setempat.