SRP, yang kini hanya bisa menangis meratapi nasibnya, berharap adanya perhatian dari pihak berwenang serta dukungan dari masyarakat. Ia merasa diperlakukan tidak adil dan meminta bantuan untuk bisa mendapatkan keadilan.
"Barang bukti kami tidak diterima, entah karena kami orang biasa dan mereka orang berada, saya tidak tahu," ucap SRP dengan penuh harap.
Kasus tersebut kini telah menjadi perhatian publik karena keterlibatan anak pejabat daerah dan dugaan ketimpangan hukum yang dialami oleh SRP, yang mengaku sebagai korban dalam peristiwa ini.***