Bahkan, ketika ditanyakan persoalan sampah yang tak diangkut, pengurus memberi jawaban yang tendensius dan terkesan arogan. Apalagi, setelah Camat Ciawi ikut merespon.
"Melalui pesan whatsapp, pengurus malah menyalahkan saya. Pengurus mengatakan, saya dikira tak mau ikutan penarikan sampah, sehingga sampah yang ada di rumah saya tak diangkut. Masa bicara pengurus seperti itu? memutus secara sepihak," papar dia.
Pengurus, kata dia, seharusnya mengajak warga yang tinggal di perumahan untuk bermusyawarah apalagi berkaitan dengan persoalan lingkungan dan kebersihan.
Lucunya lagi, sambungnya, semua rumah yang ada di komplek perumahan dipasang stiker sebagai tanda berlangganan iuran sampah. "Kenapa tidak seperti yang lain, rumah saya tak dipasang stiker," ucap dia.
Ari mengaku, kecewa dengan sikap dan perlakuan pengurus lingkungan yang seakan keberadaan dirinya, telah membuat gaduh warga perumahan.
Bahkan, dari balasan pesan whatsapp, pengurus membeberkan jika di lingkungan perumahan banyak juga pejabat dan aparat, mulai dari pejabat di Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor serta Polri dan TNI.
"Setelah Camat Ciawi datang ke perumahan. Saya meminta petugas DLH mengangkut sampah yang masih menumpuk di depan rumah. Ini termasuk banyaknya bahan material yang dimasukkan ke dalam karung di depan rumah saya. Ini membuat saya merasa tidak nyaman," papar dia.
Sementara, mendatangi ke rumahnya pengurus Perumahan Lembah Banjarwangi, tidak ada di kediamannya.
Kepala Desa (Kades) Banjarwangi, Supratno Prasetyo, menyayangkan adanya kasus seperti itu.
Baca Juga: Wakil Komandan Tim Hukum TKN Prabowo-Gibran Tegaskan Netralitas TNI Harus Dihormati
Semestinya, sebagai pengurus sudah menjadi kewajibannya untuk menjaga kebersihan lingkungan sekitar komplek.
Seharusnya, kata dia, sampah setiap warga diangkut, apakah mereka akan mengikuti atau tidak iuran sampah. "Jadi saya sangat menyesalkan jika ada kejadian seperti itu," ujar Kades Banjarwangi.