Baca Juga: Terkait Ayah dan Balita Tewas di Koja Jakarta Utara, Polisi Akan Periksa Kejiwaan Sang Ibu
Dear saudara laki-laki dan perempuanku
Aku berharap kalian tidak pernah berakhir seperti aku. Kalian mungkin melihat aku sebagai anak yang pintar. Aku tidak sepintar itu. Aku adalah orang yang bodoh yang tak pernah melihat dunia yang sebenarnya.
Aku telah buta selama ini dan telah memberi kalian semua harapan palsu. Dunia ini kejam. Ingat itu. Aku mencintai kalian. Tapi aku tidak bisa bertahan sejak aku berhenti berharap. Sudah terlambat sekarang.
Jika seluruh dunia mempertanyakan, aku tidak melihat ada harapan. Aku ingin bertahan di sana.
Dear paman
Terima kasih telah membukakan mataku untuk melihat dunia yang kejam ini. Tetapi anak bodoh dan rapuh yang kamu cintai ini tidak bisa menanggung kenyataan ini. Aku memilih pergi. Maaf aku pengecut. Aku tak cerdas aku tak bijaksana. Kamu bilang aku salah. Aku melihat tak ada masa depan dan juga kesuksesan.
Baca Juga: Bocah 5 Tahun di Rumpin Ditemukan Tewas Tenggelam Dalam Kolam Musala
Dear sahabat
Kalian begitu kuat dan berani. Aku berharap bisa seperti kalian. Tapi kalian tahu, aku lemah. Tidak punya motivasi. Aku berharap kalian bahagia selamanya sampai sisa hidup kalian. Aku tahu kalian bisa. Maafkan aku. Aku sayang kalian.
Bila setiap orang pernah menjumpaiku. Bila aku salah, bunuh saja aku. Untuk dunia. ya, kamu telah menumbuhkan kegagalan, generasi lemah.
Hidup segan mati tak mau? Aku memilih untuk mati.