RBG.ID – Mahasiswi Unair bernisial BCAH (21) ditemukan tewas di mobil dengan kepala tertutup plastik yang pada bagian lehernya ditempelkan lakban erat bersama selang gas helium pada Minggu (5/11).
Jasad mahasiswi Unair yang tewas di mobil ditemukan oleh petugas keamanan di sekitar halaman parkir Apartemen Royal Bisnis, Tambak Oso, Sidoarjo tempat tinggalnya pada 05.30 WIB di bangku belakang supir.
Diketahui mahasiswi Unair yang tewas di mobil ini tinggal di apartemen tersebut bersama sang adik. Dia masih berkuliah di Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga.
Selain membungkus kepalanya dengan pelastik yang telah dimasukkan selang yang terhubung ke gas helium kemudian direkatkan dengan lakban, sebelum mengakhiri nyawanya mahasiswi Unair yang tewas di mobil ini telah meninggalkan 2 lembar surat yang ditemukan di belakang kepalanya.
Surat yang ditulis tangan dengan beberapa coretan tersebut ditujukan kepada ibu, 2 saudara mahasiswi Unair yang tewas di mobil, paman, dan teman dekatnya.
Baca Juga: Ini Kronologi Menantu Yang Tewas Digorok Bapak Mertua, Ternyata Korban Habis Mandi
Mahasiswi Unair yang tewas di mobil mengungkapkan dia merasa tidak memiliki tujuan hidup karena semua pilihannya ditentukan oleh ibunya. Dia memilih meregang nyawa karena sudah tidak memiliki harapan dan motivasi.
Polresta Sidoarjo sejak kemarin (5/11) telah memulai investigasi mulai dari memanggil orangtua mahasiswi Unair yang tewas di mobil, mengumpulkan bukti yang diperlukan selain surat tersebut, dan menunggu hasil autopsi dari Rumah Sakit Bhayangkara Polda Jawa Timur.
Adapun isi surat yang ditulis oleh mahasiswi Unair yang tewas di mobil Jazz hitam dengan plat AG1484BY itu sebagai berikut.
Baca Juga: Begini Perlawanan Terakhir Fitria, Menantu yang Hamil 7 Bulan Sebelum Tewas Digorok Mertua
Dear Mama
Terima kasih selama ini telah melindungiku. Tetapi sekarang perlindunganmu terasa sia-sia. Aku tak pernah membuat keputusanku sendiri dalam hidupku. Sekarang beginilah caraku menunjukkan kebebasanku.
Aku memilih apa yang aku pilih dalam hidup ini. Aku tidak melihat masa depanku sendiri. Aku tahu seberapa besar kamu mencintaiku. Ini bukan salahmu. Aku tidak menyalahkanmu. Maaf aku tidak bisa mencintaimu kembali. Maaf aku tidak bisa melindungimu.