RBG.ID – Tewasnya bocah SD berinisial GSA (8) yang terhantam tembok masjid yang runtuh saat tengah wudhu akibat tabrakan motor yang dikendarai siswa SMP MH (13) telah berakhir damai.
Sebelumnya siswa SMP MH yang membawa motor tersebut telah ditetapkan oleh polisi sebagai tersangka dalam kasus ini meski masih di bawah umur.
Pelaku MH terkena pasal 359 KUHP dengan ancaman pidana penjara paling lama 5 tahun atau pidana kurungan paling lama 1 tahun.
Baca Juga: Nahas! Anak SD Tewas Tertimpa Tembok Rubuh Akibat Diseruduk Pelajar SMP Freestyle Motor
Pihak keluarga setelah itu menyatakan akan menyelesaikan masalah ini secara kekeluargaan dan tidak akan menjebloskan MH ke penjara.
Dikatakan baik korban dan pelaku adalah kerabat. Keluarga pelaku sudah mendatangi keluarga korban dan meminta maaf secara langsung.
"Penyelesaian secara kekeluargaan. Sudah diselesaikan surat-suratnya, sudah dicabut juga dari kantor polisi. Makanya diselesaikan secara keluarga, saya tidak ada menuntut. Dia (pelajar SMP) keluarga kami juga," ungkap Masrisal kakek dari korban pada Rabu (20/9/2023).
Baca Juga: KPK Tetapkan Eks Dirut Pertamina Jadi Tersangka Korupsi LNG, Karen Agustiawan Sebut Nama Ini
Keluarga korban mengatakan sudah mengikhlaskan kepergian GSA dan telah dikebumikan di kawasan Ganting, Kota Padang.
Dari insiden tewasnya GSA dari pihak keluarga besar mengambil pelajaran dari sini. Mereka juga mengomentari tidak layaknya fondasi dindin Masjid Raya Lubuk Minturun yang dibuat tanpa besi sehingga mudah roboh.
Baca Juga: Seorang Pelaku Pencurian Motor di Citeureup Nyaris Tewas Dihajar Massa
"Tidak ada (pondasi) pembantu di tengah dinding. Jadi pengaman nol. Salah itu, tempat parkiran (dibuat) seperti itu," kata Masrisal.
Sementara itu, GSA adalah anak sulung dari pasangan Jordi (28) dan Nova Desvita (30) yang dikenal sebagai sosok anak yang ceria dan rajin beribadah.
Simak cerita menarik lainnya di Google News.