Rabu, 4 Oktober 2023

Jaga Tradisi, Puluhan Budayawan Bogor Cuci Tugu Kujang

- Jumat, 9 Juni 2023 | 16:31 WIB
Budayawan Bogor saat menggelar tradisi Babakti Ngumbah atau mencuci Tugu Kujang, di sekitar kawasan Tugu Kujang pada Jumat (9/6/2023). SOFYANSYAH/RADAR BOGOR
Budayawan Bogor saat menggelar tradisi Babakti Ngumbah atau mencuci Tugu Kujang, di sekitar kawasan Tugu Kujang pada Jumat (9/6/2023). SOFYANSYAH/RADAR BOGOR

RBG.ID-BOGOR, Puluhan budayawan Bogor kembali menggelar tradisi Babakti Ngumbah atau mencuci Tugu Kujang. Prosesi pembukaan tradisi berlangsung di sekitar kawasan Tugu Kujang pada Jumat (9/6/2023).

Ketua Panitia Acara, Tjetjep Thoriq mengatakan, tradisi tersebut rutin dilaksanakan oleh budayawan Bogor setiap tahun sejak 1990.

Babakti Ngumbah Tugu Kujang ini merupakan bagian dari rangkaian acara Hari Jadi Bogor ke-541 tahun.

“Prosesi pencucian akan dilakukan selama 7 hari pada 8-14 Juni 2023. Dimulai pukul 08.00 pagi hingga 5 sore. Air yang digunakan berasal dari tiga sumber mata air di antaranya dari Cidangiang, Cikahuripan, dan cialengka,” terang Tjetjep.

Baca Juga: Nekat! Mahasiswa Universitas di Semarang Lakukan Penipuan Penjualan Tiket Coldplay, Gasak Rp 5,5 juta

Pencucian dilaksanalan sejumlah pihak, di antaranya personel Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bogor, Pemadam Kebakaran, anggota Yonif 315/Garuda, dan Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI). “Ini aman dilakukan kami juga bahkan memberikan asuransi,” imbuh Tjetjep.

Wakil Wali Kota Bogor, Dedie Rachim mengapresiasi langkah para budayawan Bogor yang senantiasa melestarikan tradisi tersebut sejak lama.

Ia berpesan agar tradisi itu bisa dilestarikan bukan hanya budayawan namun juga oleh generasi muda selanjutnya.

Baca Juga: Videonya Viral, Juru Parkir Minimarket di Gunung Putri Ngamuk Dikasih Rp400

“Tujuannya mengenang dan mengingat leluhur bahwa kita punya satu visi yaitu mempersatukan bangsa lewat kesamaan simbol yaitu kujang. Simbol kujang memiliki arti mengiatkan tali persaudaraan, menyatukan perbedaan, dan simbol kesejahteraan bukan alat pembunuh,” ucap Dedie.

Ia menjelaskan, dengan dilestarikan, maka generasi muda akan mengenal luhurnya seni tradisi sunda khususnya Bogor. Dengan begitu anak-anak muda juga bisa memaknai semangat tersebut.

“Mari lestarikan ke depan sebagai bentuk warisan tak benda yang harus dijadikan pengingat terus menerus untuk membangun kesejahteraan anak muda. Jangan hanya melibatkan sesepuh saja namun juga harus ditransfer ke generasi muda,” pesan Dedie. (fat)

Editor: Alpin RBG

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X