Sabtu, 25 Maret 2023

Tiga Bulan Pascalongsor, Warga Gang Barjo yang Istri dan Anaknya Tewas Kini Hidup Terkatung-katung

- Selasa, 7 Maret 2023 | 15:12 WIB
Lokasi longsor di Gang Barjo, Kelurahan Kebon Kelapa, Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor. (Foto: Sofyansyah/Radar Bogor)
Lokasi longsor di Gang Barjo, Kelurahan Kebon Kelapa, Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor. (Foto: Sofyansyah/Radar Bogor)

RBG.ID-BOGOR, Duka bencana longsor di Gang Barjo, Kelurahan Kebon Kelapa, Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor, pada Oktober 2022, sudah mulai sirna dari benak para korban.

Namun, luka itu masih begitu terasa bagi Jaya Subarsana (57), suami dan bapak dari korban tewas bencana mengerikan itu.

Tanah longsor menyapu semua barang yang dimilikinya. Anak semata wayang, istri yang amat dicintai, rumah peninggalan orang tua, dan harta benda yang ia punya semua sirna.

Baca Juga: 56 Bencana Terjadi di Kota Bogor, Paling Banyak Tanah Longsor

Setelah anggota keluarganya ditemukan semua, Jaya tinggal seorang diri. Di sebuah kontrakan kecil satu kamar di Kelurahan Kebon Kalapa, Kecamatan Bogor Tengah.

Tiga bulan pertama, seluruh biaya sewa kontrakannya ditanggung Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bogor. Namun selepas Desember 2022, seluruh biaya dibebankan kepadanya. "Biayanya Rp700 ribu per bulan. Tapi karena kebaikan hati pemilik, saya hanya bayar Rp500 ribu saja," ucap Jaya.

Jaya berharap, bisa tinggal kembali di rumahnya yang sudah hancur tersebut. Namun hal itu rasanya mustahil untuk diwujudkan. Bangunan peninggalan orang tua yang sudah ditinggalinya 35 tahun kini sudah rata dengan tanah.

Baca Juga: Jembatan di Muarasari Nyaris Ambruk, 2 Makam Ikut Terbawa Longsor

Tak berhenti di situ, plang larangan pendirian bangunan juga sudah terpancang di atas sisa bangunan rumahnya.

Dia sudah berupaya meminta solusi pada para aparatur pemerintahan Kota Bogor. Namun, hasilnya selalu nihil.

"Sudah bertanya ke kelurahan tapi mereka tidak tahu dan menyarankan saya ke Dinas Perumahan dan Permukiman (Disperumkim). Setelah saya ke sana, mereka juga tidak tahu menahu," tuturnya.

Jaya kebingungan pada kelanjutan dan keputusan Pemerintah Kota Bogor yang belum memberi kepastian atas nasib dan status rumah dan tanahnya yang kini sudah menjadi terasering. Terlebih dokumen-dokumen dan harta benda yang dimilikinya pun tak terselamatkan dari timbunan tanah.

"Saya berharap kami para korban bisa duduk bersama Pemkot Bogor menyampaikan keluhan dan keinginan. Kami berharapnya ada pergantian bukan berbentuk rusun karena yang itu nantinya bukan menjadi milik sendiri sedangkan yang ditinggalkan milik sendiri," harap dia.

Jaya bercerita setiap malam dirinya meminta kepada Tuhan untuk keringanan akan keadaan berat yang ia rasakan. Apalagi bulan Ramadan sebentar lagi akan tiba. Kerinduan dan kesedihannya semakin terasa olehnya. Akibat bencana tersebut Jaya ditinggal anaknya Ikhwan Muttaqin, istrinya Siti Warasih, kakaknya Dini Subardini dan sang ibu, Asimah.(fat)

Halaman:

Editor: Alpin RBG

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X