RBG.ID-BOGOR, Maraknya aksi pembuatan konten yang diluar nalar membuat Pakar Psikolog Bogor, Retno Lelyani Dewi angkat bicara.
Menurutnya, kondisi ini akibat ada kecenderungan ingin viral, tapi malah menjadi petaka.
Seperti yang menimpa seorang gadis berinisial W (21) asal Leuwiliang, Kabupaten Bogor. Dia tewas akibat membuat konten gantung diri. Korban malah tergantung beneran sampai meninggal dunia.
Baca Juga: Niat Bikin Konten Gantung Diri, Seorang Gadis di Leuwiliang Malah Tewas Beneran
"Kalau dilihat ini karena adanya kecenderungan ingin viral. Pada beberapa kasus merupakan dorongan ingin ngetop," ungkap Retno ketika dikonfirmasi wartawan, Minggu (5/3/2023).
Untuk mencapai tujuannya, kata Retno, kadang individu memakai ide-ide yang tidak masuk akal nalar.
"Bisa jadi dorongan pribadi narsistik. Merasa dirinya paling penting, paling ingin diakui kehebatannya," ucapnya.
Baca Juga: Tips Membuat Konten Kreatif dan Edukatif
Masalahnya saat melihat tayangan yang negatif, otak akan menyimpan hal tidak biasa. Setelah itu otak akan bereaksi dengan mengulang mencari tayangan yang sama.
"Itu sebabnya justru otak mencari lagi dan lagi. Seharusnya perlu pendampingan dari keluarga maupun orang terdekat di sekitarnya," jelasnya.
Idealnya orang tua mendampingi anak saat membuka Channel, sehingga dapat menetralisir konten atau tayangan dilihat dengan mendiskusikan bersama.
"Mungkin bisa memberi contoh dan melakukan pendampingan saat anak menonton konten muatan kekerasan atau sara," ungkapnya.
Selain orang tua, sekolah dan masyarakat juga dapat membantu memberikan edukasi. Pengarahan agar anak memiliki konsep yang benar.
Untuk usia remaja, faktor teman berperan penting. Jika teman dalam kelompoknya memberi ide tentang sesuatu hal yang negatif.
"Maka sebagai anggota akan merasa tidak enak jika tidak ikut ide tersebut. Ini yang membuat anak merasa harus memenuhi ketentuan grup," tegasnya.
Artikel Terkait
Bangga, Orang Indonesia Kembali Terlibat pada Produksi Konten Aespa
Ingin Mencari Konten yang telah Ditonton, Ini Cara Melihat History TikTok
Konten Perdananya Trending, Rizky Billar Mau Fokus di YouTube
Sandiaga Uno Ajak Santri Ciptakan Konten Kreatif Islami Lewat 'Santri Digitalpreneur'
Niat Bikin Konten Gantung Diri, Seorang Gadis di Leuwiliang Malah Tewas Beneran