Skema ini diharapkan dapat mempercepat proses koordinasi serta respons lapangan saat bencana terjadi.
Ia juga menekankan pentingnya peran masyarakat dalam menjaga lingkungan dan kelestarian hutan sebagai bagian dari mitigasi bencana.
“Menjaga bumi dan hutan adalah langkah nyata pencegahan bencana. Di Megamendung, misalnya, sudah ada contoh baik bagaimana hutan organik dapat menjadi solusi alami untuk mencegah longsor dan banjir,” tuturnya.
Wikha menambahkan, hampir seluruh kecamatan di Kabupaten Bogor berpotensi mengalami bencana seperti tanah longsor, banjir, hingga pergerakan tanah.
Bahkan, wilayah perkotaan pun tidak luput dari risiko banjir akibat intensitas hujan yang tinggi.
Untuk memperkuat koordinasi di lapangan, Kapolres juga mengumumkan pembagian rompi khusus bagi relawan tanggap bencana.
“Rompi ini bukan hanya simbol, tetapi sarana agar koordinasi antarpetugas dan relawan di lapangan lebih efektif. Kami ingin seluruh masyarakat dapat berpartisipasi aktif dalam penanganan bencana,” ujarnya.
Apel siaga ini menjadi bagian dari upaya Pemkab Bogor bersama seluruh elemen daerah dalam membangun Kabupaten Bogor yang tangguh bencana, dengan kesiapsiagaan dan kolaborasi sebagai kunci utama menghadapi tantangan cuaca ekstrem.***
Artikel Terkait
AQUA Tegaskan Komitmen Produksi Air Mineral Berkualitas Lewat Pabrik di Kabupaten Bogor
Eco Glamping Pertama di Bogor! Serunya Menginap di Nebula Glamping Bojong Koneng
Curug Kondang: Surga Air Terjun Tenang di Tengah Alam Pamijahan Bogor
Gencarkan Program Dashat Atasi Stunting di Kota Bogor
Bupati Bogor Ajak Warga Ramaikan Car Free Day Tegar Beriman, Ada Zona Kuliner dan Layanan Publik
CFD Tegar Beriman Jadi Wadah Penggerak UMKM, Pemkab Bogor Dorong Pemberdayaan Ekonomi Lokal