RBG.ID - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor memastikan Tempat Pembuangan Akhir Sampah (TPAS) Galuga di Kecamatan Cibungbulang akan ditutup secara bertahap mulai tahun ini.
Plt Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Bogor, Teuku Mulya, menjelaskan bahwa penutupan dilakukan karena sistem open dumping yang selama ini digunakan sudah tidak diperbolehkan lagi.
Menurutnya, pengelolaan sampah ke depan harus menggunakan mekanisme yang lebih modern, bukan sekadar dari sisi peralatan, tetapi juga dari pola pikir masyarakat dalam memperlakukan sampah.
Baca Juga: Ajib! Jaro Ade Pastikan Gebyar HUT RI di Kecamatan Caringin Beri Dampak Baik bagi Masyarakat
Sebagai tahap awal, DLH Kabupaten Bogor telah mengajukan anggaran sebesar Rp17 miliar melalui APBD Perubahan 2025 untuk mendukung skema pengelolaan sampah yang baru.
Jika anggaran tersebut disetujui, Teuku menyebut penutupan TPAS Galuga akan mulai dijalankan tahun ini.
Selain itu, Pemkab Bogor juga tengah menyiapkan program edukasi yang dilakukan dari tingkat rumah tangga, RT/RW, desa, kecamatan hingga perkantoran, agar masyarakat terbiasa memilah sampah organik dan anorganik sejak dari sumbernya.
Baca Juga: Harapan Bupati Bogor: Jawa Barat Semakin Maju dan Sejahtera di Usia ke-80
Lebih lanjut, Teuku menuturkan bahwa sampah plastik nantinya bisa dijual atau diolah menjadi Refuse Derived Fuel (RDF) sebagai bahan bakar alternatif untuk pabrik semen, sedangkan sampah organik dapat diolah menjadi kompos.
Untuk memperkuat sistem ini, Pemkab Bogor juga menyiapkan bank sampah di tingkat RT/RW serta membangun Material Recovery Facility (MRF) guna memilah sampah lebih detail, sehingga volume sampah yang masuk ke TPA dapat ditekan seminimal mungkin.
“Dengan adanya MRF, sampah bisa dipilah secara tuntas sehingga residu yang masuk ke TPA hanya sedikit,” jelas Teuku.
Baca Juga: Rudy Susmanto Pastikan Tarif PBB Tidak Akan Naik Selama Dirinya Menjabat Sebagai Bupati Bogor
Ia juga menegaskan bahwa penggunaan insinerator tidak menjadi pilihan, karena berpotensi menimbulkan gas beracun dan membutuhkan energi yang besar.
“Yang realistis adalah pemilahan, bank sampah, RDF, dan MRF. Itu yang akan kita jalankan,” pungkasnya.
Artikel Terkait
Perahu Pacu Jalur Terbuat dari Kayu Apa? Begini Proses Pembuatan Transportasi Unik Asal Kuantan Singingi Riau
Jumlah Pemain Pacu Jalur 2025 Berapa Orang? Begini Aturan Perlombaan Asal Kuantan Singingi Riau
Berapa Meter Panjang Pacu Jalur? Cek Aturan Permainannya di Sini
80 Tahun Merdeka Wujudkan Bangsa yang Adil, Makmur dan Sejahtera
Soroti Mangkraknya TPPAS Nambo, Hanif Faisol Desak Pemprov Jabar