Apa Itu Tradisi Pladu? Fenomena Ikan Mabuk hingga Diburu Warga Gegara Sungai Brantas Meluap

RBG.ID - Ratusan warga memadati bantaran Sungai Brantas di Tulungagung, Jawa Timur, Minggu 27 April 2025, untuk mengikuti tradisi pladu atau penggelontoran air sungai.

Meski berisiko tinggi dan sering menelan korban, tradisi tahunan ini tetap menjadi daya tarik warga yang berburu ikan mabuk akibat meningkatnya debit air bercampur lumpur.

Warga Blitar berbondong-bondong mendatangi aliran Sungai Brantas dan membawa peralatan untuk menangkap ikan yang mabuk, karena dampak flushing atau pladu di Bendungan Wlingi dan Lodoyo.

Baca Juga: Camat Padang Selatan Siapa? Ini Tampang Anhal Mulya Perkasa yang Digerebek dalam Kamar Saat Selingkuh dengan ASN

Flushing atau pladu merupakan tradisi tahunan yang dilakukan oleh Perum Jasa Tirta I, sebagai upaya pemeliharaan bendungan dengan cara mengosongkan tampungan, serta menggelontorkan sedimen untuk mengembalikan volume aktif bendungan

lantas, apa itu Tradisi Pladu?

Dikutip dari berbagai sumber, Tradisi Pladu merupakan sebuah fenomena unik berupa ikan mabuk yang muncul di Sungai Brantas.

Baca Juga: Rekaman Percakapan Paula Verhoeven dan Baim Wong Bocor! Kuasa Hukum Siap Tempuh Jalur Hukum

Ikan mabuk ini terjadi ketika air di sungai terkena sinar Matahari berbulan-bulan lalu kemudian hujan.

Pembuangan air yang diikuti terbawanya sedimen lumpur itulah yang kemudian menyebabkan spesies ikan serta aneka biota sungai mabuk dan berenang pelan ke permukaan, sehingga menjadi sasaran perburuan warga.

Tradisi pladu sendiri sudah berlangsung puluhan tahun dan menjadi bagian dari kearifan lokal masyarakat sekitar Sungai Brantas.

Baca Juga: Pemkot Bogor Resmikan Revitalisasi TPS 3R Katulampa, Jadi Role Model Pengelolaan Sampah di Kota Bogor

Sebagaimana tahun-tahun sebelumnya, aktivitas pladu mendapat sambutan antusias dari warga. Ribuan warga dari sekitar sungai maupun berbagai pelosok daerah datang untuk berebut mencari ikan dalam tradisi pladu.

Selain sebagai sarana berburu ikan, pladu juga dipercaya membantu menjaga ekosistem sungai dengan membersihkan endapan lumpur dan memperbarui habitat ikan.

Pemburu ikan menggunakan berbagai peralatan tangkap sederhana, seperti jaring pancing, kain, strom ikan, hingga menggunakan tangan biasa.

Namun, sejumlah pihak mengingatkan perlunya edukasi kepada warga agar tradisi ini tetap berjalan aman.***