RBG.ID - Istilah nama 'Gus' terhadap Miftah Maulana Habiburrahman atau Gus Miftah belakangan ini banyak dipertanyakan asal usulnya oleh warganet.
Pasalnya, perkataan tak pantas Gus Miftah yang menjabat sebagai utusan khusus Presiden Prabowo Subianto terhadap pedagang es teh viral di media sosial.
Panggilan "Gus" di Indonesia, khususnya di kalangan masyarakat Nahdlatul Ulama (NU), memiliki makna yang mendalam dan terkait dengan sejarah serta budaya keagamaan.
Baca Juga: Gus Miftah Dikecam Gegara Ucapan di Pengajian Magelang, Warganet Soroti Adab Penjual Es Teh yang Diolok-olok
Panggilan ini umumnya digunakan untuk menyebut anak atau keturunan dari seorang kiai (ulama) yang memiliki posisi penting di pesantren atau di lingkungan agama Islam tradisional.
Berikut adalah penjelasan tentang asal-usul dan sejarah panggilan "Gus" yang dilansir RBG.id dari berbagai sumber:
1. Asal Usul Panggilan "Gus"
Dalam beberapa dekade terakhir, panggilan atau nama "Gus" sangat identik dengan sosok pemuka agama Islam, penceramah atau anak kyai yang berdakwah.
Baca Juga: Ustaz Muhammad Fakhrurrazi Anshar Siapa? Viral Usai Beri Hadiah Umroh Gratis untuk Penjual Es Teh yang Dihina Gus Miftah
Namun jauh sebelum nama Gus ini dipakai kalangan agama Islam dan berkembang di pesantren. Kalangan keraton lebih dulu memiliki sebagaimana dijelaskan dalam buku Baoesastra Djawa karya Poerwadarminta.
Istilah "gus" sudah ada di lingkungan masyarakat Jawa sejak lama yang fungsinya untuk menyebut anak laki-laki.
Lingkungan keraton menggunakan panggilan gus bagi anak-anak keturunan raja, yakni Raden Bagus atau Den Bagus.
Baca Juga: Terkuak Orang di Sebelah Gus Miftah yang Tertawa Paling Kencang, Ini Profilnya
Dalam Bahasa Jawa, kata Bagus inilah yang kemudian menjadi akar julukan atau panggilan Gus.
Nama panggilan ini kemudian merambah keluar lingkungan keraton, tak hanya eksklusif untuk keluarga kerajaan.
Menurut berbagai sumber, sebutan Den Bagus ini lambat laun juga digunakan oleh para golongan priyayi Jawa bukan dari lingkungan keraton untuk memanggil anak-anak mereka.
Tapi penyebutannya bukan lagi dengan kata Raden atau Den, melainkan hanya Bagus atau Gus saja.
Baca Juga: Ini Tampang Moh Maulidi Al Izhaq, Mahasiswa STIT Al Ibrohimy Bangkalan Tega Bunuh Kekasihnya Gegara Hamil di Luar Nikah
2. Penggunaan dalam Lingkungan Pesantren
Panggilan "gus" ini juga lebih sering digunakan dalam konteks pesantren, tempat pendidikan agama tradisional yang memiliki kedudukan sosial dan budaya sangat kuat di Indonesia.
Di pesantren, para kiai dan santri adalah figur penting, dan anak-anak dari kiai atau ulama sering disebut "Gus".
Panggilan ini menjadi simbol bahwa seseorang yang dipanggil demikian adalah keturunan atau generasi penerus dalam dunia pesantren atau agama.
Baca Juga: Sosok Claudia Scheunemann, Pemain Andalan Timnas Putri Indonesia dan Calon Top Skor di Piala AFF Wanita 2024
3. Peran dan Makna Sosial
Panggilan "Gus" memiliki makna sosial dan religius yang mendalam. Sebagai contoh, dalam tradisi NU (Nahdlatul Ulama), "Gus" menjadi simbol penghormatan terhadap keturunan ulama yang diharapkan untuk menjaga dan meneruskan ajaran-ajaran agama serta menyebarkan pemahaman Islam yang moderat dan toleran.
Hal ini juga mencerminkan rasa hormat masyarakat kepada mereka sebagai pewaris ilmu dan tradisi keagamaan.
4. Perkembangan Panggilan Gus
Seiring perkembangan zaman, penggunaan panggilan "Gus" tidak hanya terbatas pada anak kiai atau ulama saja.
Baca Juga: Video Ceramah Gus Miftah Olok-olok Penjual Es Teh Viral Jadi Kecaman Warganet, Dua Sosok Ini Malah Pasang Badan: Guyonan Biasa
Anak-anak muda yang terlibat dalam kegiatan keagamaan atau yang memiliki kemampuan dalam ilmu agama kadang juga dipanggil "Gus", meskipun mereka bukan keturunan langsung dari seorang kiai.
Hal ini menjadikan panggilan "Gus" lebih luas dan tidak hanya terbatas pada lingkup keturunan kiai saja.
5. Contoh Tokoh yang Dipanggil Gus
Beberapa tokoh besar yang terkenal dengan panggilan "Gus" antara lain:
- Gus Dur (Abdurrahman Wahid), Presiden Indonesia ke-4, yang merupakan cucu dari Hasyim Asy'ari, pendiri Nahdlatul Ulama. Gus Dur sangat dikenal sebagai tokoh yang berperan besar dalam mempromosikan toleransi, pluralisme, dan reformasi sosial.
Baca Juga: Turnamen Piala AFF 2024 Belum Dimulai, Tiket Laga Vietnam Vs Indonesia Hampir Ludes Terjual
- Gus Mus (Muslichul Huda), seorang ulama dan tokoh penting di kalangan Nahdlatul Ulama yang dikenal karena wawasan keagamaannya yang luas.
Panggilan "Gus" memiliki makna yang sangat erat dengan tradisi keagamaan di Indonesia, terutama dalam kalangan Nahdlatul Ulama dan pesantren.
Panggilan ini bukan hanya sekadar sebutan, tetapi merupakan simbol penghormatan terhadap garis keturunan yang berperan dalam pendidikan agama dan sosial.
Baca Juga: Ini Sosok Penjual Es Teh Keliling yang Viral karena Guyonan Gus Miftah, Banting Setir Jualan Es Teh untuk Hidupi Anak Istri
Seiring waktu, penggunaan panggilan ini berkembang, mencakup mereka yang dianggap memiliki pengetahuan dan peran dalam dunia agama, meskipun tidak selalu berasal dari keturunan kiai.
Jadi, "Gus" bukan hanya sekadar gelar, melainkan mencerminkan tradisi, peran sosial, dan spiritual yang diwariskan dari generasi ke generasi dalam dunia pesantren dan masyarakat Muslim Indonesia.
Demikian informasi mengenai istilah nama 'Gus' yang melekat terhadap Miftah Maulana Habiburrahman atau Gus Miftah belakangan ini yang viral usai menghina penjual es teh saat dakwah.***
Artikel Terkait
Ini Latar Belakang Pendidikan Gus Miftah, Viral di Medsos Gegara Menghina Penjual Es Teh Saat Dakwah
Sumber Kekayaan Gus Miftah, Dihujat Gegara Hina Pedagang Es Teh Saat Dakwah: Pemilik Ponpes hingga Bisnis Parfum
Deretan Kontroversi Gus Miftah yang Jadi Sorotan Publik: Dakwah di Kelab Malam hingga Hina Pedagang Es Teh
Ini Sosok Penjual Es Teh Keliling yang Viral karena Guyonan Gus Miftah, Banting Setir Jualan Es Teh untuk Hidupi Anak Istri
Terkuak Orang di Sebelah Gus Miftah yang Tertawa Paling Kencang, Ini Profilnya
Ustaz Muhammad Fakhrurrazi Anshar Siapa? Viral Usai Beri Hadiah Umroh Gratis untuk Penjual Es Teh yang Dihina Gus Miftah