"Kami menderita kerugian amat besar. Laboratorium, ruang tata usaha, ruang kepala sekolah habis terendam. Berkas-berkas penting hilang dan hancur, alat elektronik terancam rusak," ujarnya kepada Radar Bogor, Rabu (31/8/2022).
Guru dan siswa pun terpaksa turut serta membersihkan lingkungan sekolah pada hari Minggu dan Senin. "Hari Selasa dan Rabu kami liburkan khawatir terjadi apa-apa pada para siswa," imbuh Bagus.
Hal serupa juga dirasakan Abdul Mukti, Kepala SMK Nusantara Bogor, kerugian ratusan juta dialami pihak sekolah akibat bencana tersebut. Terlebih sekolah ini dilengkapi berbagai ruangan berisi mesin yang digunakan para pelajar untuk praktik.
"Banyak alat elektronik di atas meja terjatuh karena mejanya mengapung terbawa air. Belum berani kami periksa karena khawatir masih basah. Jadi kami bersihkan dan keringkan dulu," tuturnya.
Dia berharap kepada Pemerintah Kota Bogor melakukan normalisasi sungai sehingga peristiwa banjir tidak terjadi lagi di sekolahnya. "Semoga ada bantuan untuk alat-alat praktik, karena mereka terancam tidak bisa praktik lagi," ujar Abdul. (cr1)