Menurunnya sumber air baku terjadi karena sampah yang menyumbat dan menumpuk menutup saluran air baku ke pipa.
Kegiatan itu dilakukan bersama DPRD Kota Bogor, Kodim 0606 Kota Bogor, Korem 061/SK, Perumda Tirta Kahuripan Kabupaten Bogor serta beberapa komunitas berikhtiar untuk bersama-sama menjaga lingkungan Sungai Cisadane agar tetap bersih dari sampah.
"Kita ikhtiar dan kalau dengan kolaborasi ini berjalan baik, akan cepat kita lakukan gerakan. Jangan sampai gerakannya hanya hari ini saja, harus continue dan itu tantangan untuk kami," ucapnya.
Rino menjelaskan, jika kondisi sampah terus dibiarkan di Cisadane maka berdampak pada kerugian bagi perusahaan plat merah di Kota Bogor. Tak hanya sampah plastik, popok, dan minuman kemansan, ada juga warga yang sengaja membuang sofa ke Cisadane.
"Bukan hanya cost (pengeluaran) sangat tinggi. Dan yang paling tinggi (merasakan kerugian) adalah masyarakat yang tidak bisa menikmati layanan air Tirta Pakuan," tukasnya.
Sementara itu, Wakil Ketua I DPRD Kota Bogor, Jenal Mutaqin mengapresiasi kegiatan bebersih Cidadane yang dilakukan pihak Perumda Tirta Pakuan.
Apalagi, aliran tersebut merupakan salah satu sumber air baku terbesar yang dimanfaatkan Perumda Tirta Pakuan dalam melayani kebutuhan pelanggan di Kota Bogor. "Sangat kami dukung terutama dalam hal kegiatan yang mendukung peningkatan pelayanan kepada masyarakat," tukasnya.(ded)