Hingga saat ini, sudah 228 bonsai yang masuk dan terjauh berasal dari Kalimantan Selatan. Dalam kontes ini, sambung Halim, ada empat kelas yang diperlombakan, yaitu kelas prospek, pratama, madya dan utama.
Sementara sesuai jadwal, penjurian akan dilaksanakan pada 14-16 Juli. "Ada empat kolom penjurian yang menjadi patokan juri, realitas alam, kesehatan pohon, proporsi, dimensi, harmoni, semua dinilai," tandasnya.
Halim memaparkan, bagi penggemar bonsai, kontes ini menjadi ajang untuk mencapai sebuah prestasi menaikkan kelas bonsai yang tersertifikasi PPBI. "Iya goals-nya untuk menaikan kelas dan semakin naik kelas tentunya harga dari bonsai itu sendiri akan mengikuti, naik," ucap Halim.
Selain kontes, PPBI Cabang Kota Bogor juga akan memamerkan bonsai-bonsai terbaik milik peserta untuk umum. Pameran sendiri mulai dibuka 17 sampai 23 Juli.
Pembukaan Festival Bonsai sendiri sudah diresmikan Istri Plh Wali Kota Bogor, Yantie Rachim dengan melakukan penanaman pohon bonsai di Alun-Alun Kota Bogor, Senin (11/7) lalu.
"Saya mengapresiasi atas kerja sama dan sinergi yang sangat baik antara penyelenggara, yakni PPBI Cabang Kota Bogor dengan dinas terkait. Semoga pohon yang tadi ditanam bisa tumbuh subuh dan menambah keindahan serta keasrian Alun-Alun Kota Bogor," harap Yantie.
Ketua Jabar Bergerak Kota Bogor ini mengatakan, event nasional seperti ini memang tepat dipadu padankan dengan melibatkan para pegiat UMKM dan komunitas seni dan budaya di Kota Bogor.
Hal ini sejalan dengan visi misi Jabar Bergerak Kota Bogor yakni adanya kolaborasi antara masyarakat mandiri dengan pemerintah dalam berbagai bidang. "Mulai dari lingkungan hidup, keagamaan, pendidikan, pemberdayaan ekonomi, kesehatan, dan sosial budaya. Apalagi dua tahun kita mengalami situasi sulit akibat dampak Pandemi Covid-19," tuturnya.