RBG.ID - Kasus dugaan kebocoran data masyarakat kembali terjadi.
Kali ini, kebocoran diduga datang dari data yang dikelola Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI.
Tak tanggung-tanggung, jumlahnya mencapai 105 juta data pemilih.
Informasi kebocoran itu terungkap setelah data ditawarkan pada situs breached.to. Data tersebut dibandrol seharga USD 5.000 atau sekitar Rp 74 miliar.
BACA JUGA : Sembilan Parpol di Kota Bekasi Kantongi Data Ganda
Pada sampelnya, Bjorka selaku akun penjual mencantumkan sampel data secara lengkap.
KPU RI langsung merespon cepat. Komisioner KPU RI, Idham Holik mengatakan, pihaknya sudah melakukan analisa. Kesimpulannya, data bukan dari KPU.