RBG.id -- Calon Presiden dan Wakil Presiden, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka, memiliki tekad yang kuat untuk mengembalikan kedaulatan maritim Indonesia dan menjadikan Indonesia kembali sebagai poros maritim dunia.
Salah satu strategi yang mereka rencanakan untuk mengembalikan kedaulatan maritim tersebut adalah meningkatkan jumlah dan mutu Sumber Daya Manusia (SDM) yang terlibat dalam sektor maritim.
Fandi Utomo, Penasehat Komite Independen Pemenangan (KIP) Prabowo-Gibran, menuturkan program ekonomi biru yang diusung oleh Prabowo bertujuan untuk memastikan ketersediaan sarana dan prasarana bagi nelayan serta pembudidaya perikanan guna meningkatkan produktivitas.
Bukan cuma itu, pasangan Prabowo-Gibran juga berkomitmen untuk menjamin kualitas produk yang dihasilkan.
"Fokus program pasangan Prabowo-Gibran adalah pada ekonomi biru," ungkap Fandi.
Fandi juga menyatakan bahwa Indonesia sudah memiliki potensi maritim yang besar, seperti potensi produksi perikanan tangkap yang lestari sebanyak 12 juta ton per tahun dan potensi produksi budidaya laut mencapai 50 juta ton per tahun.
Komitmen Prabowo Subianto Dalam Menjaga Kedaulatan Maritim Indonesia
Prabowo Subianto juga menegaskan urgensi dan kebutuhan mendesak untuk membangun kekuatan maritim guna menjamin kedaulatan maritim negara.
Pernyataan tersebut disampaikannya saat menjadi pembicara utama dalam Seminar Maritim Internasional Tahun 2022 dengan tema "Menyikapi Konflik untuk Membangun Kejayaan Maritim."
Acara tersebut diselenggarakan oleh Sekolah Staf dan Komando Angkatan Laut (Seskoal) dalam rangka memperingati HUT TNI AL ke-77 tahun 2022 pada hari Selasa (13/9/2022) di Auditorium Yos Sudarso Seskoal, Cipulir, Jakarta.
Prabowo Subianto menekankan bahwa Indonesia harus segera membangun kekuatan maritim yang dikombinasikan dengan kekuatan darat dan udara, demi menjamin kedaulatan dan kemakmuran bangsa.
Ia menyatakan bahwa posisi geografis Indonesia yang strategis di jalur perdagangan dunia menuntut kebutuhan akan kekuatan maritim yang tangguh.
"Mungkin kekurangan kita terletak pada sifat kebaikan hati kita. Kadang-kadang kita terlalu baik. Kita harus memikirkan kepentingan kita dan kepentingan generasi mendatang," ujar Prabowo yang saat itu juga menjabat sebagai Menteri Pertahanan.