Sementara itu, pengamat politik Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Wasisto Raharjo Jati mengatakan, pencapresan Ganjar Pranowo membawa sejumlah implikasi. Yang paling utama adalah perubahan peta koalisi.
Saat ini sudah ada tiga koalisi parpol. Yakni, Koalisi Perubahan, Koalisi Indonesia Bersatu (KIB), dan Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR). Dari tiga koalisi itu, semuanya masih punya peluang bergeser.
Namun, jika melihat dinamika saat ini, KKIR yang paling mungkin berubah. Sebab, KKIR hanya terdiri atas dua partai, yakni PKB dan Gerindra.
Komposisi itu dinilai tidak cukup kuat untuk melaju dan memenangi pilpres. Karena itu, PKB ataupun Gerindra punya peluang merapat ke PDIP.
Meski begitu, Gerindra lebih punya beban jika memutuskan bergabung dengan PDIP. Sebab, cukup sulit bagi Gerindra menempatkan Prabowo sebagai wakil Ganjar.
”Nah, ini yang masih abu-abu,” imbuhnya. KIB juga punya peluang mengalami pergeseran. Apalagi, PAN dan PPP juga sempat mewacanakan untuk mendukung Ganjar.(far/lyn/c19/oni)
Artikel Terkait
Deklarasi Ganjar Pranowo Mirip Proses Pencalonan Jokowi
Bima Ungkap Ganjar Pranowo Masuk 9 Nama Capres yang Sempat Diusulkan PAN
Prabowo Diingatkan Agar Menolak Tawaran Cawapres untuk Mendampingi Ganjar Pranowo
Ganjar Pranowo jadi Capres, Begini Prediksi Pakar Terkait Nasib Prabowo Subianto di Pilpres 2024
Ganjar Pranowo Capres PDIP, Peta Politik Berpotensi Berubah, Gerindra Tetap Capreskan Prabowo