Ian percaya diri bisa mengatasi Juku Eja —julukan PSM. Dua kemenangan beruntun dengan mencetak tiga gol serta sama sekali tidak kebobolan menjadi alasan utama.
”Ini akan menjadi momentum positif bagi kami untuk melanjutkan kemenangan,” ujar pelatih 57 tahun asal Skotlandia itu kemarin.
Sayang, kondisi fisik para pemain PSIS tidak sebanding dengan para penggawa PSM.
Juara Piala Indonesia 2019 itu memiliki waktu istirahat sehari lebih banyak daripada Laskar Mahesa Jenar. PSM kali terakhir bertanding pada 15 Desember. Sedangkan PSIS kali terakhir bertanding pada 16 Desember.
”Waktu persiapan kami tidak banyak. Kami lebih banyak memberikan program recovery. Para pemain juga diberi materi analisis pertandingan lewat video. Tapi, para pemain tetap profesional dengan tugasnya,” ungkap mantan pelatih klub Liga Filipina Ilocos United itu.
Meski waktu persiapan PSIS minim, Ian memprediksi pertandingan melawan PSM akan berjalan seru. Sebab, PSM pasti akan berusaha menjegal langkah Laskar Mahesa Jenar.
Apalagi, rekor tidak terkalahkan Juku Eja dalam 13 pertandingan beruntun baru saja dipatahkan Madura United.
Hasil minor itu akan menjadi titik balik kebangkitan PSM dalam dua pertandingan sisa Liga 1 sistem bubble.