Bahkan, kapten Kroasia Luka Modric menyebut permainan Brasil ketika mengalahkan Korsel selayaknya favorit juara di Piala Dunia Qatar.
Permainan Thiago Silva dkk yang seperti terlambat panas di fase grup berubah jadi tancap gas ketika lawan Korsel.
Kemenangan 4-1 pun menjadi kemenangan terbesar Brasil dalam fase knockout sejak 16 besar Piala Dunia 1998 kontra Cile.
Thiago Silva dkk juga mencatatkan efisiensi tembakan terbaik dibandingkan tiga laga di fase grup sebelumnya. Di 16 besar, Brasil mampu mencatatkan 4,5 tembakan per gol.
”Fokusku adalah menciptakan kembali permainan yang luar biasa untuk tim Brasil (selain meraih kemenangan, Red),’’ ucap treinador Brasil Tite.
Dengan jogo bonito dan efisiensi tembakan, Brasil memiliki kans ”membunuh” lawan mereka setidaknya dalam 90 menit.
Gagal melakukannya, maka Brasil harus siap-siap menghadapi keampuhan Kroasia dalam adu penalti. Jepang sudah menjadi korban di 16 besar.
”Mereka (Kroasia, Red) sebenarnya memiliki kualitas teknis individu dan kolektivitas yang sama kuat dengan kami. Ketahanan dan ketekunan mereka juga luar biasa. Ini yang harus kami antisipasi,” beber Tite.