Senin, 22 Desember 2025

Klub Liga 1 yang Tolak Sistem Bubble Bertambah

- Senin, 7 November 2022 | 09:08 WIB
Zia Ul Haq
Zia Ul Haq

”Kalau penonton tidak ada, (klub) dapat uang dari mana? Sumber pendapatan utama sepak bola itu salah satunya dari penonton selain sponsor, merchandise, dan subsidi dari operator juga,” kata pria asli Pamekasan itu.

Pemikiran serupa datang dari Bali United. Sang pelatih, Stefano Cugurra, tidak setuju jika sistem bubble kembali diterapkan. Sistem itu membuat pendapatan klub dari penonton hilang.

Sudah begitu, pengeluaran klub dipastikan membengkak.

”Kalau sistem bubble diterapkan, klub akan rugi secara finansial. Harus bayar hotel, sewa lapangan untuk latihan, makanan, dan sewa bus,” beber pelatih yang akrab disapa Teco itu.

Belum lagi tenaga para pemain bakal sangat diperas. Dalam sistem bubble, jadwal pertandingan dipastikan lebih padat. Bahkan, Teco menyebut tim bisa bermain enam kali dalam sebulan.

”Pastinya main enam kali dalam satu bulan itu tidak ideal, tapi lebih bagus main enam kali daripada tidak main sama sekali,” ungkap pelatih asal Brasil tersebut.

Sistem bubble juga bakal menguntungkan dua klub: Persebaya dan Arema FC. Dua tim itu berada dalam status mendapat sanksi. Persebaya menggelar lima laga home tanpa penonton.

Sementara itu, Singo Edan harus pindah home base. Mereka harus berkandang di stadion dengan radius minimal 250 kilometer dari Kota Malang.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X