RBG.ID-Musim ini, Atletico Madrid gagal total di Liga Champions. Klub asal Spanyol itu harus tersingkir lebih awal, yakni tidak lolos dari babak penyisihan grup.
Padahal, selama ini Atletico Madrid merupakan salah satu tim kuat, bahkan beberapa kali tembus hingga babak empat besar sejak ditangani sang pelatih Diego Simeone.
Dengan strategi Cholismo yang diterapkannya di Atletico Madrid sejak 2011, klub ini terbilang cukup diperhitungkan. Cholismo adalah pendekatan taktik bermain tak kenal kompromi, keras terhadap lawan, hingga tak jarang berkelahi.
Baca Juga: Bayer Leverkusen vs Atletico Madrid: Memaksimalkan Peran Witsel-Grizi
Ketika melawan tim kuat, Atletico tidak mengejar penguasaan bola, lebih terkonsentrasi menjaga ruang, dan berusaha mencuri gol lewat transisi menyerang yang cepat.
Berkat Cholismo, Simeone mempersembahkan dua gelar juara La Liga (2013–2014 dan 2020–2021), dua titel Liga Europa (2011–2012 dan 2017–2018), serta dua kali menembus final Liga Champions (2013–2014 dan 2015–2016).
Musim ini atau musim ke-12 bersama El Cholo, julukan Simeone, Cholismo seperti turun level. Performa di La Liga yang naik turun (enam jornada awal berada di luar empat besar dan baru kembali dalam enam jornada terakhir) dan hasil buruk di Eropa.