RBG.ID-JAKARTA, Tragedi di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur, yang menelan banyak korban benar-benar menimbulkan trauma mendalam bagi para korban selamat.
Tak hanya suporter, Tragedi Kanjuruhan ini juga membawa dampak buruk bagi Arema FC. Gilang Widya Pramana mundur dari posisinya sebagai presiden Arema FC. Mentalnya drop setelah jatuhnya 135 korban.
”Karena rasa kesedihan dan trauma yang mendalam, seperti jatuh rasanya, saya memutuskan untuk istirahat dari dunia sepak bola,” katanya di kantor Arema FC kemarin siang.
Baca Juga: Kesaksian Tragedi Kanjuruhan: Telat Sedikit Saja, Anak Saya Bisa Lumpuh
Gilang menganggap belum terlalu berhasil dalam menangani insiden kali ini. Karena itu, dia merasa tidak pas menyandang status presiden klub.
Sebenarnya, Gilang menjadi sosok yang dianggap bisa membawa perubahan dalam Singo Edan. Sejak memimpin tim pada 7 Juni 2021, perbedaan sudah terlihat. Owner Juragan 99 Trans itu memberi bus untuk mobilitas skuad Singo Edan. Kemudian membangun mes mewah bagi para pemain di kawasan Lowokwaru, Kota Malang.
Lantas, bagaimana nasib bus dan mes sepeninggal Gilang? Pria 33 tahun itu tidak mempermasalahkannya. ”Semua fasilitas yang sudah saya berikan kepada klub tetap dapat dimanfaatkan. Bus juga sudah saya hibahkan kepada klub,” kata suami Shandy Purnamasari itu.