RBG.ID-JAKARTA, Dampak Tragedi Kanjuruhan, benar-benar dirasakan para pemain sepak bola di Tanah Air. Pasalnya, akibat tragedi di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur itu, semua kompetisi dihentikan sementara.
Penghentian kompetisi ini tentu membuat para pemain tidak bisa membela timnya masing-masing. Mereka harus libur panjang menunggu kompetisi yang belum jelas kapan akan kembali digulurkan.
Seperti yang dialami pemain depan Deltras FC, Martinus Novianto. Martinus Novianto memilih melestarikan budaya Jawa untuk mengisi jeda kompetisi. Pemain depan Deltras FC itu jadi pemain kesenian khas Jawa: ketoprak.
Baca Juga: Deltras FC vs Kalteng Putra: Akhirnya Kembali Berpesta, Ibnu Dilarikan ke Rumah Sakit
’’Gak onok sing nyekel lampu. Ayo ewangi (Tidak ada yang pegang lampu. Ayo dibantu).’’ Teriak salah seorang kru tim ketoprak Kelurahan Budaya Giring. Martinus Novianto yang kala itu jadi penonton langsung berdiri.
Dia memegang lighting, kemudian jadi kru dadakan. Mantan penggawa timnas U-19 itu enjoy. Sebab, sedari kecil dia sudah hobi melihat ketoprak. Sampai tiba-tiba dia diminta ke panggung.
’’Saya diminta jadi salah satu figuran. Perannya cukup gampang. Cuma ditugasi bawa bendera saja. Tanpa dialog,’’ tutur Martinus kepada Jawa Pos.