"Kemudian, regulasi dan aturan yang ketat dimana bukan hanya penonton tapi pihak keamanan. Tindakan-tindakan yg sesuai SOP dan itu harus jelas jadi acuan. Kalaupun dua-duanya tidak bisa dilakukan, paling itu tadi bisa dimainkan di tempat yang netral," tegas Risris.
Adapun soal penanganan yang dilakukan aparat dengan menembakkan gas air mata ke arah tribun penonton, Risris menyesalkan dan mengecam hal tersebut. Diketahui bahwa FIFA melarang penggunaan gas air mata dalam rangka menjaga keamanan pertandingan sepakbola.
"Tidak sesuai SOP. Bukan hanya Bobotoh, tetapi aparat juga harus diedukasi ada hal-hal penangan yang harus sesuai standar. Dengan kondisi sekarang pasti alasan sebab akibat yang dijadikan pembenaran, karena kejadian seperti ini. Mudah-mudahan ini terakhir, jangan lagi ada korban," ungkapnya.
Risris menjelaskan, tragedi Kanjuruhan tersebut, menjadi pembelajaran yang sangat penting bagi Viking Kerajaan Sukabumi. Risris mengaku selalu mengingatkan para suporter Persib Bandung alias bobotoh pada VKS agar mementingkan keselamatan diri dan menjaga nama baik saat menyaksikan pertandingan sepakbola.
"Saya selalu ingatkan, ketika kamu berangkat ada orang yang kamu cintai menunggu kalian pulang. Hidup kamu bukan sekedar sepakbola. Ada hal prioritas selain itu, yakni kamu harus pulang dengan selamat karena dengan selamat dan hidup kamu akan selalu mencintai orang sekeliling kamu dan Persib," beber Risris.
Sebagai bentuk berkabung dan empati, Risris berencana akan melakukan kegiatan doa bersama untuk korban jiwa Tragedi Kanjuruhan. "Mungkin saya akan melakukan renungan suci dan pengajian, selain mendoakan korban juga tausiah yang membuat kita lebih baik,” jelasnya.
Sementara itu, imbas Tragedi Kanjuruhan, PSSI melakukan penundaan seluruh laga BRI Liga 1 2022-2023, termasuk laga klasik Persib Bandung versus Persija Jakarta. Risris pun setuju dengan keputusan tersebut atas nama kemanusiaan. Peristiwa ini juga harus menjadi auto koreksi semua pihak, khususnya komunitas suporter se-Indonesia.
Baca Juga: 127 Orang Tewas di Kerusuhan Stadion Kanjuruhan Malang