Saat Sella bertanding, Rian selalu setia memberi dukungan dari tepi lapangan. Sebaliknya, saat Rian bertanding, Sella tak mau kalah memberi semangat kepada sang suami.
Sella mengatakan, mengarungi kompetisi APG ini momen menyenangkan lantaran semuanya dijalani bersama sang suami. Sampai-sampai, teman-temannya menyebut Rian dan Sella seperti perangko. “Latihan bareng, makan bareng. Jadi semangatnya nambah terus,” ujar pasutri yang menikah pada 2018 ini.
Bagi Sella, keduanya bisa saling dukung satu sama lain lantaran sama-sama turun sebagai atlet tenis meja. Saat suaminya jenuh dengan pingpong, Sella datang menghiburnya. Begitu juga sebaliknya.
Setelah APG ini kelar, pria asal Sumedang, Jawa Barat ini tidak bisa berleha-leha. Sebab, dia harus mempersiapkan diri menghadapi ajang serupa di Kamboja tahun depan. Kemudian, Sella juga akan bertandang ke Yunani untuk mengikuti single event Greek Para Open 2022.
“Saya belum tahu apakah pulang dulu atau langsung TC (training center) lagi karena kontrak sampai September,” ujar Rian.
Olahraga para tenis meja ini yang menyatukan hati Rian dan Sella. Sella lebih dulu menyukai tenis meja dari keisengannya mengikuti ekstrakurikuler di sekolah. Seorang teman mengajaknya untuk ikut berlatih.
Pada 2006, Sella menjadi salah satu atlet tenis meja pada kompetisi Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN) di Kalimantan Timur. Dia keluar sebagai juara. Lalu dikirim ke Jakarta untuk mengasah kemampuannya.
“Waktu itu masih yang normal. Di Jakarta saya masuk klub. Di sana kenal NPC (National Paralympic Committee). Pada 2008 ikut Peparnas dan juara,” kenang Sella.