Karena itu, meski puas bisa tembus final pertama, dia tak ingin terlena. Fadia sadar bahwa kemampuannya masih jauh tertinggal. ”Aku harus tingkatkan lagi. Latihannya habis ini harus lebih ekstra. Nggak mau puas sampai di sini. Ini masih awal. Semoga ke depannya bisa kasih yang terbaik terus,’’ paparnya.
Baca Juga: Dikandaskan Apriyani/Fadia, Pebulutangkis Ranking 2 Dunia Asal Korsel Bilang Begini
Apriyani menambahkan, kekalahan itu membuat dirinya juga harus kerja keras karena mengetahui masih banyaknya pekerjaan rumah (PR). ”Harus tingkatkan pola permainan kami lagi. Apalagi masih di bawah. Harus sangat, sangat, sangat bekerja keras,’’ tegas Apriyani.
Selain itu, Apriyani juga belajar untuk menerapkan aura positif dan membuat partner nyaman ketika bertanding. ’’Itu yang banyak aku pelajari (dari Greysia Polii). Karena itu yang membuat aku keluar dari tekanan dan itu yang membuat tidak takut-takut (bermain),’’ katanya.
Apriyani menyebutkan, pendekatan dan komunikasi dengan Fadia berbeda dengan Greysia. Ketika dengan Fadia, Apriyani yang lebih senior harus banyak mengarahkan dan bicara yang lembut. ”Aku sama Fadia juga beda (karakter). Aku lebih lihat karakter Fadia yang memang beda. Harus tahu juga,’’ ujarnya.
Setelah ditinggal Greysia, Apriyani mengakui sempat ragu untuk menjadi leader di lapangan. Namun, ternyata dari dua ajang yang dijalaninya bersama Fadia, kekhawatiran itu tak muncul. ”Dengan kepercayaan diri dan keyakinan, dan mengingat-ingat Kak Greysia. Apa yang baik diambil,’’ ujarnya.
Pelatih ganda putri Eng Hian menyatakan, keikutsertaan di ajang itu memang tidak menargetkan posisi. Sebab, sebagai pasangan baru, Apriyani/Fadia dikatakannya masih butuh penyatuan.
Karena itu, juru taktik yang akrab disapa Koh Didi tersebut membutuhkan sedikitnya enam hingga delapan turnamen untuk melihat seberapa jauh pasangan itu bisa berkembang.