Senin, 22 Desember 2025

Ganda Campuran Butuh Perubahan

- Jumat, 3 Juni 2022 | 10:36 WIB
Tri Kusharjanto saat berlaga pada Asian Games 2002. (Torsten Blackwood/AFP )
Tri Kusharjanto saat berlaga pada Asian Games 2002. (Torsten Blackwood/AFP )

Salah satu perubahan yang diharapkannya adalah keberanian untuk bongkar pasang. ”Kalau monoton terus, yang terjadi ya seperti ini. Begitu terus. Tidak bakal punya yang bagus lagi,’’ katanya.

Lantas, apakah membongkar pasang pemain tidak begitu berisiko?

”Nggaklah. Sekarang dihitung dengan poin masing-masing. Enak bisa digabungin. Kecuali kalau dulu 0-0. Kalau tidak berani, ya repot. Hasilnya begitu lagi. Orang akan menilai ini yang salah itu siapa. Pelatih harus sudah mengerti dan paham,’’ beber ayah pemain ganda campuran Rehan Naufal Kusharjanto itu.

Soal siapa saja atlet yang bisa dibongkar pasang, dia menyerahkan kepada pelatih di pelatnas. Sebab, mereka yang lebih paham karakter masing-masing pemain.

”Kalau saya kan hanya di luar dan mengamati. Jadi, kembali lagi harus berani. Apalagi di ganda campuran setelah ditinggal Richard Mainaky. Nova harus berani. Jangan main save. Tidak ada prestasi kalau seperti ini,’’ ucapnya.

Ajang Indonesia Masters dan Indonesia Open diharapkan menjadi penilaian. ”Semoga saja di Indonesia Masters dan Open ini ada yang berprestasi di ganda campuran. Kalau tidak ada, ya harus berani. Targetnya kan di Olimpiade 2024, itu masih lama. Kalau tidak dari sekarang, kapan lagi?’’ katanya.

Sementara itu, Rehan Naufal Kusharjanto/Lisa Ayu Kusumawati lebih optimistis dalam mengikuti Indonesia Masters.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X