Gawang Indonesia jebol pada menit ke-94 setelah Weerathep Pomphun memaksimalkan ketidaksempurnaan Alfeandra Dewangga dalam melakukan clearance.
”Kekalahan ini membuat kami harus melakukan evaluasi. Jika kami mampu bermain seperti biasa, pasti jalannya pertandingan akan lebih baik,” tutur pelatih 51 tahun itu.
STY menilai, salah satu penyebab Indonesia kalah oleh Thailand adalah karena sulit mencetak gol. Padahal, Indonesia memiliki beberapa peluang. ”Untuk fisik, saya tidak melihat ada masalah.
Sebab, Thailand juga bertanding lebih dari 90 menit. Namun, bedanya, Thailand bisa memanfaatkan peluang untuk membuat gol.
Sementara itu, kami punya peluang tapi tidak bisa menciptakan gol,” ungkap mantan pemain sekaligus pelatih klub Korea Selatan Seongnam Ilhwa Chunma tersebut.
STY juga menyoroti kartu merah yang diterima Firza, Irianto, dan Kambuaya. Pelatih berkebangsaan Korea Selatan itu geram karena ketiganya dianggap tidak fair play dalam bertanding.
”Saya masih bisa mengerti jika ada pemain yang mendapat kartu kuning atau terkena akumulasi kartu. Tapi, saya tidak bisa menerima karena mereka tidak fair play sehingga dikartu merah. Saya melihat pemain-pemain tersebut tidak punya tanggung jawab sebagai pemain. Sangat disayangkan. Apalagi, banyak pemain kami yang mendapat kartu. Ada juga yang sedang cedera dan belum bisa bergabung dengan timnas,” paparnya.
STY meminta maaf atas kekalahan itu. Hasil tersebut memupuskan target Indonesia untuk meraih medali emas di cabang olahraga sepak bola SEA Games 2021 Vietnam.