RBG.ID - PADA 1991 di Manila, Filipina, Ferryl Raymond Hattu yang dibina di HBS memimpin rekan-rekannya merebut emas SEA Games.
Tiga puluh dua tahun berselang, produk El Faza, Rizky Ridho, gantian melakukannya di Phnom Penh, Kamboja.
HBS dan El Faza adalah bagian dari klub internal Persebaya Surabaya.
Baca Juga: Jacksen F Tiago Butuh Naskah untuk Pidato Kelulusan di SMA Batik 2 Surakarta
Kompetisi internal tersebut dulu biasa dihelat di Lapangan Karanggayam, Surabaya.
Sistem pembinaan tak ubahnya mesin yang tak henti memproduksi pemain berkualitas.
Di starting line-up final melawan Thailand tadi malam saja, ada tiga nama didikan Karanggayam: Rizky Ridho, Marselino Ferdinan, dan M Haykal Alhafiz.
Baca Juga: Rose BLACKPINK Akan Menghadiri Festival Film Cannes ke-76 Sebagai Global Ambassador Saint Laurent
Mat Halil, pengasuh El Faza sekaligus legenda Persebaya, menuturkan tidak kaget dengan apa yang dicapai Ridho.
Bakat pemain asli Surabaya itu sudah terlihat sejak dini.
”Sebagai pemain belakang, posturnya sangat menunjang. Dia punya ketenangan dan reading the game-nya bagus,” jelasnya.
Itu masih ditunjang bakat alam. Pemain yang saat ini berkostum Persija Jakarta itu juga punya kemauan yang keras.
”Dia ingin jadi pemain besar dan masuk tim nasional (timnas) sejak dulu,” ucapnya.
Artikel Terkait
Tim Sepakbola Indonesia Unggul 3 - 2 di Perpanjangan Waktu Final SEA Games
Tim Sepakbola Indonesia Raih Medali Emas Sea Games 2023, Unggul 5 - 2 Lewat Ekstra Time 15 x 2
Timnas Sepak Bola Raih Emas di SEA Games, Ketua PSSI Erick Thohir Bilang Begini
Tim Indonesia di Peringkat Ketiga SEA Games, Berjaya di Cabor Olimpiade
Rehan Naufal Kusharjanto Lepaskan Semua Beban SEA Games
Data Fakta Sukses di Percobaan Kelima Timnas Sepak Bola Indonesia di SEA Games
Kronologi Keributan Indonesia vs Thailand di Final SEA Games 2023