Senin, 22 Desember 2025

Mendagri Ukraina Tewas dalam Kecelakaan Helikopter

- Kamis, 19 Januari 2023 | 07:37 WIB
Mendagri Ukraina, Denys Monastyrskyi tewas dalam kecelakaan helikopter di Kiev, Rabu (18/1/2023). (AP Photo)
Mendagri Ukraina, Denys Monastyrskyi tewas dalam kecelakaan helikopter di Kiev, Rabu (18/1/2023). (AP Photo)

RBG.ID-Kecelakaan helikopter dialami Menteri dalam negeri (Mendagri) Ukraina, Denys Monastyrskyi. Mendagri Ukraina ini tidak bisa diselamatkan dalam kecelakaan helikopter di Kiev, Rabu (18/1/2023).

Mendagri Ukraina ini merupakan salah satu korban dari 14 orang tewas dalam kecelakaan helikopter tersebut. Denys Monastyrskyi adalah pejabat Ukraina paling senior yang meninggal sejak dimulainya perang dengan Rusia.

Dia dan 13 orang lainnya tewas dalam kecelakaan helikopter di Brovary, pinggiran Kiev, Rabu (18/1/2023). Diketahui, helikopter menabrak prasekolah dan terbakar.

Baca Juga: Antony Ganti Supercar Lebih Mahal Usai Kecelakaan

Jatuhnya helikopter jenis Super Puma Prancis di Brovary, timur laut ibu kota itu menyebabkan kebakaran besar. Seluruh sisi gedung sekolah hangus.

Puing-puing berserakan di taman bermain berlumpur. Di sebuah halaman tergeletak beberapa staf kementerian dalam negeri yang tewas, seragam biru dan sepatu bot hitam mee reka terlihat dari balik selimut yang menutupi tubuh.

Sebagian besar pesawat telah mendarat di sebuah mobil, menghancurkannya. Presiden Volodymyr Zelenskyy mengatakan, jumlah total korban masih ditentukan.

Baca Juga: Detik-detik Pesawat Yeti Airlines Jatuh dan Meledak, 68 Penumpang Tewas

Dia telah memerintahkan penyelidikan kejadian itu. “Ini tragedi mengerikan. Rasa sakitnya tak terkatakan,” katanya dalam sebuah pernyataan.

Layanan darurat negara Ukraina mengatakan total 14 orang telah tewas. Instansi pemerintah sebelumnya telah menerbitkan angka kematian yang lebih tinggi berkisar hingga 18.

Layanan darurat mengatakan satu anak tewas di darat dan 11 anak lainnya termasuk di antara 25 orang yang terluka karena ditabrak helikopter saat jatuh. Badan itu sebelumnya melaporkan angka kematian anak-anak yang lebih tinggi, tetapi merevisinya tanpa penjelasan.

“Kami melihat orang terluka, kami melihat anak-anak. Ada banyak kabut di sini, semuanya berserakan. Kami mendengar jeritan, kami berlari ke arah mereka,” kata Glib, seorang warga lokal berusia 17 tahun, kepada Reuters.(*)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X