RBG.ID, KORSEL - Korea Selatan (Korsel) menguatkan persiapan jika suatu hari negara tetangganya, Korea Utara (Korut), menyerang. Mereka menggelar latihan gabungan (latgab) skala besar dengan Amerika Serikat. Latihan bertajuk Ulchi Freedom Shield itu berlangsung sejak 22 Agustus 2022 hingga 1 September 2022. Itu merupakan latihan perang gabungan terbesar sejak 2017.
Pada 2018, Korsel-AS membatalkan latihan gabungan. Sebab, Presiden Korsel dan Presiden AS kala itu, Moon Jae-in dan Donald Trump, memilih untuk melakukan negosiasi politik dengan Korut. Yaitu, untuk melakukan denuklirisasi. Sayangnya, langkah tersebut hanya mulus di awal dan berakhir tanpa hasil. Pandemi Covid-19 juga membuat latihan tahunan dikurangi jumlahnya.
Belum ada perincian terkait latihan tersebut. Yang jelas, biasanya itu termasuk latihan lapangan yang melibatkan pesawat, kapal perang, dan tank serta puluhan ribu tentara. Latihan tersebut juga diperkirakan akan mencakup simulasi serangan gabungan, bala bantuan senjata dan bahan bakar di garis depan, serta pemindahan senjata pemusnah massal.
Pernyataan bersama militer dua negara mengungkapkan bahwa latihan itu adalah tanggapan atas peningkatan volume dan skala uji coba misil Korut selama setahun terakhir. AS menempatkan sekitar 28.500 tentara di Korsel untuk menjaga sekutunya tersebut dari agresi yang mungkin dilakukan Korut.
”Dengan pemikiran itu dan mempertimbangkan ancaman yang berkembang, kedua pemimpin berkomitmen untuk memperluas cakupan dan skala latihan militer gabungan,” bunyi pernyataan bersama tersebut seperti dikutip The Guardian. Para pengamat menilai latihan itu justru akan dipakai Korut sebagai alasan guna melakukan uji coba senjata.
Sementara itu, tidak semua penduduk Korsel senang dengan latihan militer gabungan tersebut. Mereka yang mendukung unifikasi dua Korea berunjuk rasa di depan kantor kepresidenan Korsel kemarin. ”Hentikan latihan militernya,” bunyi spanduk yang dibawa oleh massa. (jpc)
