RBG.ID - Bencana kebakaran hutan yang melanda Los Angeles kali ini tercatat sebagai salah satu yang terbesar sejak 1993, menghanguskan hampir 16.000 acre (sekitar 6.475 hektare) lahan dan menghancurkan lebih dari 2.000 bangunan.
Menurut laporan, tragedi kebakaran ini telah merenggut lima nyawa penduduk setempat hingga hari ini, Kamis, 9 Januari 2024.
Hingga saat ini, penyebab kebakaran mematikan yang melanda Los Angeles masih menjadi misteri.
Baca Juga: Waduh! Lolly Ancam Akan Mengakhiri Hidupnya Usai Kabur dari Rumah Aman, Razman Arif: Saya bawa ke sini..
Namun, sejumlah faktor diperkirakan berkontribusi pada cepatnya penyebaran api yang meluluhlantakkan kawasan tersebut.
Salah satu penyebab utama adalah embusan angin Santa Ana yang dahsyat, dengan kecepatan mencapai 160 km/jam.
Angin ini tidak hanya memperburuk kondisi, tetapi juga mendorong kobaran api menjalar lebih cepat dari yang diperkirakan.
Baca Juga: Diduga Balas Dendam, Dua Sahabat Nikmir Dituding Jadi Dalang Kaburnya Lolly dari Rumah Aman
Apa itu Angin Santa Ana?
Angin Santa Ana tercipta ketika area bertekanan tinggi yang luas terbentuk di atas Great Basin di pedalaman Amerika bagian barat. Ini meliputi sebagian besar Nevada dan bagian Oregon, Idaho, dan Utah.
Angin gurun yang kering ini bergerak ke arah barat daya ke California, lalu turun melewati pegunungan Sierra dan semakin kering.
Saat udara melewati celah gunung dan ngarai, alirannya mulai lebih cepat, menciptakan aliran udara yang kuat dan cepat saat mencapai pantai.
Baca Juga: Fakta-Fakta Kebakaran Hutan yang Melanda Los Angeles, Sederet Rumah Selebriti Hollywood Ikut Dievakuasi
Rendahnya tingkat kelembapan akibat angin ini menyebabkan tumbuh-tumbuhan menjadi kering dan lebih mudah terbakar, percikan api sekecil apa pun dapat meningkat menjadi kobaran api yang besar, yang dipicu oleh kecepatan angin yang tinggi.
Menurut NWS angin kencang dapat mencapai hingga 40 mph (65 km/jam), dengan kecepatan terisolasi hingga 100 mph (160 km/jam) di pegunungan dan kaki bukit.
Kerugian ekonomi yang terjadi diperkirakan mencapai USD50 miliar atau sekitar Rp810 triliun, dikutip dari laporan perusahaan meteorologi swasta AS, AccuWeather.
Baca Juga: Lolly, Anak Nikita Mirzani, Kabur dari Safehouse dan Temui Pengacara Razman Minta Pertolongan: Saya Sudah Capek ya
Hingga kini, pemerintah setempat terus melakukan investigasi dan pencarian korban yang diprediksi jumlahnya akan semakin meningkat.