RBG.ID - Banyak perempuan Palestina terpaksa mengkonsumsi pil penunda menstruasi.
Hal tersebut karena kondisi yang cukup menyedihkan dan tidak memadai akibat serangan Israel yang terus berlanjut di jalur Gaza.
Kondisi pengungsian yang terlalu padat dan minimnya air serta produk kebersihan untuk menstruasi memaksa perempuan Gaza mengonsumsi tablet norethisrone.
Baca Juga: Tayang 1 Desember 2023, Ini 4 Karakter Baru Drama Korea Sweet Home 2
Menurut Dr Walid Abu Hatab, seorang konsultan medis di Nasser Madical Complex, di selatan kota Khan Younis mengatakan tablet yang dikonsumsi para perempuan di Gaza digunakan untuk menjaga kadar hormon progesteron tetap tinggi sehingga dapat menghentikan pelepasan pada lapisan rahim, dan dapat menunda.
Tablet penunda menstruasi memiliki efek samping berupa pendarahan pada vagina yang tidak teratur, mual, perubahan siklus menstruasi, pusing, dan perubahan suasana hati.
Dilansir dari AlJazeera pada Kamis (2/11/2023), Salma Khaled seorang perempuan di Gaza, mengatakan terpaksa meminum pil penunda menstruasi.
Lantaran tidak punya pilihan selain mengambil resiko di tengah kondisi gencaran Israel yang terus berlanjut.
Baca Juga: Kanye West Bongkar Alasan Selebriti Hollywood Bungkam Soal Palestina
Salma Khaled juga mengatakan dirinya selalu berada dalam ketakutan, ketidaknyamanan dan depresi, yang berdampak buruk pada siklus menstruasinya.
"Aku mengalami hari-hari tersulit dalam hidup saya selama perang ini," kata Salma Khaled.
Keterbatasan pembalut serta minimnya air bersih membuat kebersihan rutin untuk perempuan menjadi sesuatu barang mewah.
Bahkan penggunaan kamar mandi yang dijatah menjadi alasan bagi perempuan di Gaza terpaksa mengkonsumsi pil penunda menstruasi.
Baca Juga: Rasakan Menu Spesial Ala Italia, Kamu Bisa Kulineran di Cafe Rodeo Taman Safari Bogor Hanya Rp 50 Ribuan
Toko-toko dan apotek di Gaza mengalami keterbatasan stok persediaan obat-obatan dan pembalut maupun tampon karena pengepungan total yang dilakukan Israel.
Selain itu, pengeboman Israel di jalan-jalan utama Jalur Gaza telah membuat terhambatnya pengangkutan produk-produk medis.
Saat ini banyak perempuan di Gaza yang bersedia meminum pil penunda menstruasi untuk menghindari rasa malu karena minimnya sarana kebersihan, privasi dan ketersediaan produk kesehatan. (jpc)
Artikel Terkait
Mulai Dikirimkan Besok, PMI Telah Sediakan Ratusan Bantuan Kemanusiaan Untuk Gaza Senilai Rp 2,4 Miliar
Ini Daftar Brand Kecantikan Lokal yang Vokal Beri Dukungan Palestina
Ramai di Media Sosial, Ternyata Ini Cerita di Balik Emoji Semangka Jadi Simbol Dukungan Palestina
Rumah Sakit Indonesia di Gaza Terancam Lumpuh Total Dalam 24 Jam Akibat Kehabisan Minyak
Alhamdulillah, Perusahaan Telekomunikasi ini Berhasil Kembalikan Koneksi Internet di Jalur Gaza