music-film

Joko Anwar Pilih Tahun 2027 Sebagai Latar Film Pengepungan di Bukit Duri, Ternyata Ini Alasannya

Sabtu, 19 April 2025 | 19:00 WIB
Joko Anwar, Sutradara Film Pengepungan di Bukit Duri yang Kini Tayang di Bioskop. (Foto/TL YouTube Malaka Project.)

RBG.id — Sutradara Joko Anwar mengungkap alasan di balik pemilihan tahun 2027 sebagai latar waktu film terbarunya, Pengepungan di Bukit Duri, yang kini tayang di bioskop sejak 17 April 2025.

Dalam sebuah diskusi film pada 4 Maret 2025 lalu, Joko menyampaikan bahwa keputusan memilih latar waktu tersebut diambil agar penonton merasa lebih dekat secara emosional dan waktu dengan cerita yang disajikan.

“Film ini memang ditulis sejak 2007, dan kami pilih latar 2027 karena terasa lebih dekat. Kalau 2045, misalnya, terlalu jauh dan bisa kehilangan dampak emosional,” jelas Joko Anwar.

Baca Juga: Pengepungan di Bukit Duri Menceritakan Tentang Apa? Joko Anwar Ingatkan Soal Kegagalan Negara di Film Terbarunya

Sutradara yang dikenal lewat film-film dengan nuansa realis dan kritik sosial ini menyebut bahwa jarak dua tahun dari masa rilis ke latar waktu cerita menjadi strategi untuk memperkuat pesan dan kedekatan isu dalam film.

“Latar 2027 bikin orang mikir, ‘Wah, itu sebentar lagi,’” tambah Joko sambil tersenyum.

Sebagai informasi, Pengepungan di Bukit Duri merupakan karya ke-11 Joko Anwar yang diproduksi oleh Come and See Pictures bekerja sama dengan Amazon MGM Studios.

Film ini mengangkat kisah Edwin (Morgan Oey), seorang guru pengganti yang mengajar di SMA Duri, sekolah dengan reputasi keras dan penuh konflik sosial.

Baca Juga: Film Pengepungan di Bukit Duri Boleh Ditonton untuk Usia Berapa? Joko Anwar Peringatkan Soal Batas Usia

Namun, Edwin datang dengan misi pribadi, yakni mencari keponakan yang hilang, menjalankan janji kepada kakaknya yang telah meninggal dunia.

Cuplikan Trailer Film Pengepungan di Bukit Duri. (Foto/TL YouTube Cinema21.)

Latar belakang kelam dan realitas sosial yang keras menjadikan film ini lebih dari sekadar fiksi, melainkan cermin distopia masa depan Indonesia.

Mengusung genre aksi thriller berdurasi 1 jam 58 menit, film ini menyentuh tema-tema seperti diskriminasi sosial, kekerasan sekolah, dan ketimpangan pendidikan.

Baca Juga: Terungkap, Ini Alasan Joko Anwar Pilih Lagu Nuansa Bening Jadi Soundtrack Film Pengepungan di Bukit Duri

Halaman:

Tags

Terkini