Tak hanya soal teksturnya, jajanan berbahan dasar aci juga dipadukan dengan rasa gurih dan pedas yang semakin mengunggah selera.
Jajanan berbahan dasar aci juga cocok disantap diberbagai momen. Seperti halnya baso aci paling cocok dimakan ketika sedang hujan atau cuaca dingin, cireng cocok menjadi camilan untuk mengobrol dan bersantai, dan lain sebagainya.
Pecinta jajanan berbahan dasar aci juga menyasar target pasar yang luas, dari anak-anak hingga orang dewasa juga menyukainya.
Tak heran jajanan kaki lima itu hingga menjadi primadona yang tak pernah surut ketenarannya.
Namun, dari sekian banyak bahan makanan, mengapa tepung aci menjadi pilihan utama di kalangan masyarakat Sunda?
Dalam bahasa Sunda, aci sampeu atau lebih dikenal sebagai tepung kanji berasal dari ekstrak pati hasil perasan singkong yang dikeringkan.
Tepung ini memiliki tekstur yang halus, licin, dan berwarna putih bersih. Ketika dicampur dengan air, tepung aci akan berubah menjadi lengket dan kenyal.
Menurut penelitian pakar wisata warisan budaya dan gastronomi Indonesia, Dewi Turgarini, nenek moyang masyarakat Sunda telah membuat tepung aci sejak 200 tahun lalu, tepatnya ketika Belanda memperkenalkan bibit singkong di Indonesia.
Bahkan, di awal abad ke 20, terjadi peningkatan kepadatan penduduk yang menyebabkan permintaan kebutuhan singkong semakin meningkat.
Hal itu disebabkan sulitnya pasokan beras sehingga masyarakat lebih memilih singkong sebagai bahan pangan pokok.
Baca Juga: Bayaran 2 Kali Lipat Gaji DPR, Video Lawas Denny Cagur Promosikan Situs Taruhan Online Kembali Viral
Singkong sendiri sangat mudah untuk di budidaya oleh masyarakat. Tak heran singkong menjadi makanan pokok saat itu.
Terlebih, masyarakat Sunda juga memiliki berbagai ide untuk mengolah singkong menjadi berbagai makanan hingga salah satunya yang berhasil diciptakan adalah tepung aci.